Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2013, 11:41 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

KEMEGAHAN Museum Sejarah Jakarta menjadi lambang Kawasan Kota Tua. Sayangnya banyak masyarakat yang tak mengetahui nama asli museum ini. Ya, memang banyak orang yang lebih mengenal museum ini dengan nama Museum Fatahillah. Padahal Fatahillah ialah nama jalan yang menjadi lokasi museum, yaitu Jl. Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat.

"Kenapa museum ini terkenal dengan Museum Fatahillah. Ada dua, karena letaknya di Jalan Taman Fatahillah, yang kedua mengenang pahlawan Fatahillah yang memberi nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta pada tanggal 22 juni 1527 yang sekarang jadi ulang tahun kota Jakarta," ujar salah satu pemandu wisata museum, Akum.

Hampir setip hari terutama pada akhir pekan, museum selalu dipenuhi oleh pengunjung baik lokal maupun asing. Selain karena museum merupakan salah satu obyek wisata di kawasan tersebut, tarif masuk museum pun cukup murah. Sekitar Rp 2.000 bagi pelajar, Rp 3.000 bagi mahasiswa dan Rp 5.000 bagi dewasa. Sedangkan bagi rombongan, tarif tiket masuk bisa lebih murah.

Bangunan museum yang bisa dijelajahi oleh pengunjung terdiri dari dua lantai. Lantai satu banyak berisi replika-replika prasasti, replika perahu, maket gedung dan perkakas. Sedangkan di lantai dua, berupa perabot rumah tangga seperti lemari, meja dan kursi yang digunakan semasa pemerintahan Belanda.

KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA Idris (34 tahun), manusia patung yang ada di depan Museum Fatahillah, Jakarta Utara, Selasa (12/2/2013). Sudah tujuh bulan Idris berprofesi sebagai manusia patung yang meniru sosok pejuang, Bung Tomo.

Untuk menjelajah museum, bisa pula meminta pemandu wisata untuk menemani. Pemandu wisata telah bersiap menjaga di depan pintu masuk. Namun jumlah para pemandu di museum tidak banyak, maka haruslah "memesan" untuk bisa dipandu dari jauh-jauh hari.

Terutama bagi yang ingin datang secara rombongan, ada baiknya menghubungi pihak museum terlebih dahulu yang bisa dilihat melalui website resmi Museum Sejarah Jakarta, untuk meminta bantuan pemandu museum saat akan menjelajah.

Tetapi, jika Anda datang sendiri, salah satu trik untuk menjelajah museum agar tidak salah alur adalah menjelajah museum dimulai dari sebelah kanan pintu masuk. Sebelumnya, tak jauh dari pintu masuk, Anda akan disambut dengan patung yang menggambarkan hukuman gantung pada masa pemerintahan Belanda.

Di ruangan sebelah kanan pintu masuk, di situ banyak foto-foto menceritakan situasi kota Jakarta dari masa ke masa. Termasuk alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat Jakarta pada masa lampau. Bahkan ditampilkan pula warung kelontong. Menurut Akum, dahulu Jakarta terkenal dengan warung pojoknya.

Berlanjut ke zaman pra sejarah. Mulanya terpajang gambar-gambar peta situs ditemukannya prasasti yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Barulah di ruangan berikutnya ditampilkan prasasti-prasati besar seperti Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Ciareuteun, Prasasti Tugu dan berbagai prasasti lain.

KOMPAS/LASTI KURNIA Sepeda ontel wisata yang jumlahnya ratusan, berderet menanti penyewa di depan Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah di Kawasan Kota Tua Jakarta, Sabtu (7/5/2011).

Prasasti tersebut, kata Akum, bukanlah prasasti asli, melainkan hanya replika yang dibuat begitu mirip dengan yang asli. Setelah melewati ruangan penuh prasasti, di ruangan yang ada di sebelahnya ditampilkan perkakas dapur Suku Baduy yang berasal dari Banten. Terdiri dari dulang atau alat untuk alas nasi yang sudah matang, lodong atau tabung bambu besar, centong, bakul, kipas dan peralatan lain yang terlihat masih sangat natural.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Cara Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Tiket Masuk Gratis

Cara Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Tiket Masuk Gratis

Jalan Jalan
Pameran Repatriasi di Jakarta: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket

Pameran Repatriasi di Jakarta: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket

Jalan Jalan
Berburu Tiket Liburan Domestik #DiIndonesiaAja Travel Fair, Catat Promonya

Berburu Tiket Liburan Domestik #DiIndonesiaAja Travel Fair, Catat Promonya

Travel Update
Sulawesi Selatan Targetkan Kunjungan Wisata Akhir Tahun Naik 15 Persen

Sulawesi Selatan Targetkan Kunjungan Wisata Akhir Tahun Naik 15 Persen

Travel Update
Libur Nataru 2024 Diprediksi Sumbang 107 Juta Pergerakan Wisnus, Ini Destinasi Favorit

Libur Nataru 2024 Diprediksi Sumbang 107 Juta Pergerakan Wisnus, Ini Destinasi Favorit

Travel Update
Medan, Bali, dan Makassar, Rute Penerbangan Favorit untuk Akhir Tahun

Medan, Bali, dan Makassar, Rute Penerbangan Favorit untuk Akhir Tahun

Travel Update
Pantai Klotok Wonogiri Sebelum Direvitalisasi, Dermaga Terbengkalai yang Jadi Spot Mancing

Pantai Klotok Wonogiri Sebelum Direvitalisasi, Dermaga Terbengkalai yang Jadi Spot Mancing

Travel Update
9 Juta Orang Diperkirakan Libur ke DIY Saat Akhir Tahun

9 Juta Orang Diperkirakan Libur ke DIY Saat Akhir Tahun

Travel Update
Masjid Sheikh Zayed di Solo Akan Gelar Pertunjukan Kembang Api, Rayakan Persahabatan Indonesia-UEA

Masjid Sheikh Zayed di Solo Akan Gelar Pertunjukan Kembang Api, Rayakan Persahabatan Indonesia-UEA

Travel Update
#DiIndonesiaAja Travel Fair 2023 Resmi Digelar, Dorong Pergerakan Wisnus

#DiIndonesiaAja Travel Fair 2023 Resmi Digelar, Dorong Pergerakan Wisnus

Travel Update
Rekomendasi Vila Unik untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Rekomendasi Vila Unik untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Travel Tips
Rute ke Pantai Klotok dari Pusat Wonogiri, Sekitar 1,5 Jam

Rute ke Pantai Klotok dari Pusat Wonogiri, Sekitar 1,5 Jam

Travel Tips
Harga Tiket dan Jam Buka Pantai Klotok Wonogiri yang Lagi Ramai

Harga Tiket dan Jam Buka Pantai Klotok Wonogiri yang Lagi Ramai

Travel Update
Rute Internasional Batik Air dari Joglosemar, ke Korea Rp 5,5 Juta  

Rute Internasional Batik Air dari Joglosemar, ke Korea Rp 5,5 Juta  

Travel Update
Pantai Klotok Wonogiri yang Indah usai Direvitalisasi, Dulu Dermaga Terbengkalai

Pantai Klotok Wonogiri yang Indah usai Direvitalisasi, Dulu Dermaga Terbengkalai

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com