Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wayan Sujana Membangkitkan Wisata Sepeda

Kompas.com - 22/06/2013, 16:20 WIB

Sujana pun menjamu para wisatawan sepeda ini dengan sarapan dan makan siang khas Pulau Dewata dipadukan dengan jajanan ala Barat. Kopi Bali, teh, pisang goreng, atau
jajan lainnya serta roti bakar isi, pan cake.

Trek 24 kilometer

Trek wisata berkisar 24 kilometer. Sepanjang perjalanan, wisatawan diajak berhenti di beberapa lokasi. Berangkat dari titik awal sekitar pukul 11.00 Wita. Perjalanan pun berkisar dua jam yang disambung dengan kembali ke rumah Sujana untuk makan siang.

Menu makan siang pun sudah tersedia dengan resep-resep pilihan istrinya. Sebanyak sembilan menu disediakan, seperti ayam betutu, bebek panggang, sayur plecing.

Berjalannya waktu, Sujana pun memiliki 14 karyawan. Semua pegawainya tetap seleksi dan mendapatkan training. ”Tiyang berharap semua pegawai senang dan mengerti mengenai sepeda serta terampil,” ujar Sujana.

Sebelum memiliki nama, Sujana menawarkan sendiri jasa sepedaannya ke sejumlah hotel sekitar Ubud dan Kuta. Ia percaya ketelatenan pasti membawa hasil. Kini ia merasa terbantu dengan keberadaan website.

Menurut dia, bisnis miliknya hampir tak ada musimnya. Sepi pesepeda jika musim hujan tiba. Itu pun, lanjut Sujana, tak sepi. Ada saja pesepeda yang ingin tantangan.

Sebagai ucap syukur kepada Ida Sang Hyang Widi, ia tetap tak lupa menyisihkan laba yang didapatkannya untuk berderma. Ia membayar seorang guru bahasa Inggris (honorer) untuk mengajar ekstra di Sekolah Dasar Negeri 3 Laplapan. Guru ini mengajar ekstra bahasa untuk anak-anak kelas IV hingga kelas VI.

Ia tamat dari sekolah itu. Setiap pesepeda saat berangkat diajak mampir ke sekolah itu. Kepada mereka diinformasikan bahwa uang yang dibayarkan kepada Bali Bike-Baik Tours itu tak hanya untuk laba semata, tetapi juga sosial.

Penghargaan Bintang Lima pun diraih Bali Bike-Baik Tours dari Tripadvisor. Sejumlah akun dari wisatawan asing yang pernah menjajal sepedaan dari jasa Sujana pun merekomendasikan baik. Tak sedikit dari mereka mengulang trek karena nyaman.

Kini, usahanya makin maju. Apalagi, beberapa tahun belakangan sepedaan menjadi tren di Pulau Dewata. Sujana tak pernah takut persaingan. Ia hanya khawatir pesaingnya hanya menjual pemandangan tanpa memperhatikan keselamatan.

”Ini bisa memperburuk citra Bali dan sayangnya pemerintah belum maksimal mengawasi karena ada penyedia jasa yang ilegal serta asal-asalan,” ungkapnya sedih.

Namun, ia tak patah arang. Ia berusaha tetap konsisten dengan usahanya. Berawal dari empat sepeda, saat ini, 100 sepeda tersedia. Jadi, yang mau rombongan, keluarga, atau individu, tersedia di jasa sepedaan Sujana. Selain keselamatan dengan berasuransi, ia pun mengajak saling berbagi kepada sesama. (Ayu Sulistyowati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com