Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Ammatoa, Tanpa Listrik, Mobil, dan Motor

Kompas.com - 28/06/2013, 18:57 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

Asar yang merupakan seorang dosen dan peneliti, mengaku sangat terkesan dengan perilaku hidup masyarakat desa adat Ammatoa karena kesederhanaan mereka.

"Soal kebutuhan hidup mereka di sini paling bagus. Mereka konsepnya di sini yang penting hidup cukup. Yang terpenting pertama itu adalah pakaian adat, serba hitam. Mereka tidak mempersoalkan berapa harganya, di mana membeli. Yang penting mereka cukup punya pakaian," katanya.

"Yang kedua adalah yang terpenting ada ikan untuk makan, ada sawah, ada kebun. Bukan berapa luasnya, isinya apa saja," katanya.

Termasuk dalam pembuatan rumah. Bentuk maupun bagian dalam rumah masyarakat adat Ammatoa adalah sama. Di bagian depan langsung disambut dengan dapur. Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan kepada tamu yang datang apa-apa saja yang dimiliki oleh sang empunya rumah, tercermin dari dapurnya. Sehingga tak ada yang disembunyikan.

Atap rumah bernama anjong yang di ujungnya berbentuk ekor ayam jantan merupakan warisan dari Kerajaan Gowa. "Makanya di sini mencari rumah Ammatoa itu sulit karena bentuk rumahnya sama semua. Orang luar tak akan tahu kalau tidak diberi tunjuk sama warga sini," katanya.

Akses

Meski masyarakat adat Ammatoa tertutup dengan modernisasi bukan berarti desa adat Ammatoa tak dapat dikunjungi. Jalan menuju gerbang masuk desa dari Kota Bulukumba terbilang telah rapi. Dengan menggunakan kendaraan pribadi, memakan waktu kira-kira satu jam lebih dari pusat kota Bulukumba.

Sedangkan angkutan umum, ada jasa 'pete-pete' yang beroperasi hanya sampai siang hari. Yang perlu diingat, saat berkunjung harus memperhatikan etika kesopanan. Ada baiknya untuk meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Desa Tana Towa dengan berkunjung ke rumahnya yang berada beberapa meter sebelum gerbang masuk desa adat.

Jangan lupa juga untuk mengenakan pakaian serba hitam untuk menghormati masyarakat desa serta meminta izin setiap hendak mengambil foto. Hormati segala pantangan yang mungkin ada. Anggap sebagai cara untuk menghormati alam.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI Anak-anak di Desa Adat Ammatoa, Desa Tana Towa Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Nikmati setiap langkah masuk ke dalam desa adat karena banyak petuah dan pengetahuan baru yang bisa dipetik manfaatnya. Termasuk etika masyarakat dalam menjaga "keperawanan" alamnya.

Selagi masyarakat perkotaan tanpa sadar menggerus alam dengan berbagai pembangunan, Suku Kajang mencoba untuk berdamai dengan alam. Ya, alam yang telah memberikan sendi-sendi kehidupan bagi mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com