Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Petualangan Alam, Budaya, dan Religi di Lembata

Kompas.com - 29/06/2013, 10:36 WIB
KOMPAS.com - Keindahan dan keunikan budaya yang tersimpan di timur Indonesia tentunya lebih banyak dari jumlah pulaunya yang tersebar bak untaian intan belum terasah. Temukan salah satunya di Lembata yang menyuguhkan beragam tujuan wisata dan atraksi budaya tiada duanya di dunia. Keindahan alam, keunikan budaya, dan penduduknya yang religius dan ramah menanti Anda.

Lembata berada di gugusan timur Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Pulau ini memiliki nama lain, Lomblen dengan topografi dominan berupa wilayah pesisir pantai, perbukitan, dan gunung. Anda hanya perlu menyediakan waktu tidak lebih dari 1 jam penerbangan dari Bandara El Tari, Kupang. Bandara Wonupito di Lewoleba akan menjadi pintu masuk untuk mulai mereguk lebih banyak kemurnian alam dan pengalaman penuh kesan.

Lembata memang masih jarang disinggahi wisatawan. Namun cerita dari mulut ke mulut dan foto tentang perburuan paus tradisional di tempat ini telah mencengangkan publik dan perlahan-lahan tempat ini mulai dikenal wisatawan. Pastikan Desa Lamalera, masuk dalam agenda petualangan karena di sinilah atraksi berburu paus secara tradisional masih tetap dipertahankan.

Minggu (23/6/2013), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu bersama Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Firmansyah Rahim, dan Direktur Pengembangan Daya Tarik Wisata Azwir Malaon berkesempatan menyaksikan atraksi budaya berburu paus tradisional di Laut Lamalera. Atraksi mengagumkan ini jelas sesuai dengan konsep pembangunan kepariwisataan berkelanjutan.

Mari Elka Pangestu yang juga menjabat Ketua MP3EI koridor 5 di mana Lembata termasuk di dalamnya, mengunjungi pulau ini dengan mengajak 5 pengusaha yang bersedia berinvestasi dalam sektor pertanian, perikanan dan kelautan, serta kepariwisataan.

Mereka adalah Suryadi Sasmita, Hendra Wijaya, Agus Suherman Moeliadi Nagasaputra, dan Eddy Lenggu. Selanjutnya Menparekraf Mari Elka Pangestu akan mengupayakan mengundang lebih banyak investor ke Lembata terutama terkait pembangunan bidang perhubungan dan infrastruktur.

DOK INDONESIA.TRAVEL Menparekraf Mari Elka Pangestu di Kabupaten Lembata, Flores, Nusa Tenggara Timur, Minggu (23/6/2013).
Permasalahan sarana transportasi memang terus diupayakan oleh pemerintah daerah setempat. Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengutarakan saat ini daerahnya masih bertahan dengan landasan pacu sepanjang 1.200 meter. Dengan tambahan 300 meter saja, menurut Eliaser, sudah cukup untuk meningkatkan jumlah penerbangan secara signifikan.

Tidak hanya sebagai tujuan wisata, Lembata juga berpotensi untuk menjadi tujuan investasi. Lembata kaya dengan sumber daya alam seperti perbukitan savana yang belum dimanfaatkan secara produktif, produk perikanan dan kelautan pun lebih dari cukup untuk ketahanan pangan warga pulau. Ada pula komoditi pertanian yang melimpah di kawasan ini. Untuk melihat kekayaan hasil bumi Lembata, Menparekraf Mari Elka Pangestu dan rombongan menyempatkan diri mengunjungi Pasar TPI dan Pasar Pada.

Bersama dengan para pimpinan SKPD yang dipimpin Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, Menparekraf Mari Elka Pangestu bersama para pengusaha juga mengunjungi beberapa tujuan wisata potensial di Lembata.

Salah satunya adalah Bukit Doa yang menghadap ke Selat Adonara. Tempat ini merupakan bagian dari Wolor Pass yang berlekuk indah dengan balutan rumput savana.

Di atasnya, pemerintah daerah telah menyelesaikan blueprint pembangunan patung Yesus Kristus yang akan menempati posisi kedua tertinggi di dunia setelah patung di Rio De Jenairo di Brasil. Saat ini Bukit Doa memiliki tanda salib raksasa yang mengukir permukaannya menghadap matahari terbenam di balik Gunung Ile Boleng, Pulau Adonara.

Sunset Point Wolor Pass yang juga dikenal sebagai Gembok Cinta tidak jauh letaknya dari Bukit Doa. Berada di atas garis pantai Waijarang. Gembok Cinta dibangun sebagai panggung alam yang menyuguhkan panorama mentari terbenam yang indah menemani keagungan Ile Boleng di Adonara.

Tepat di puncak bukit, sebuah pelataran rapih dan kokoh menjadi menara alam untuk menikmati sekeliling Wolor Pass yang mengagumkan.

Desa tradisi Lusilame memiliki kekuatan mempertahankan tradisi menutur yang mengalir dari generasi ke generasi tentang sejarah nenek moyang mereka di Lembata. Terdapat 12 rumah yang menjadi wakil bagi setiap suku yang ada di Lembata dimana setiap rumah didiami suku berbeda.

Mengelilingi hutan larangan, rumah-rumah ini menjadi salah satu pusat pertemuan para tetua adat yang duduk bersama di atas batu-batu yang ditetapkan menjadi kursi tradisi tiap kepala suku. Hingga kini, budaya bertutur tetap dipertahankan warganya.

DOK INDONESIA.TRAVEL Warga Lembata di NTT.
Beberapa kilometer menembus jalan hutan yang tersohor dengan gaya off road, terdapat tanah ulayat Suku Wawin, salah satu suku dari 12 suku adat yang terdapat di Lusilame. Tanah ulayat yang disebut karun ini sepintas tak memiliki keunikan tetapi saat Anda berada di area karun maka akan terasa hawa panas karena memang tersohor sebagai dapur alam.

Beberapa lubang terlihat di dekat tumpukan daun-daun yang melayu sebagai tutup lubang yang setiap hari dijadikan 'panci' alami dimana semua bahan masakan dimasukkan ke dalamnya dan panas bumi menyelesaikan semua proses memasak hingga matang.

Demi mendukung pembangunan Lembata termasuk sektor pariwisatanya, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur melemparkan konsep pengembangan “One Village One Product” untuk 144 desa. Hal itu selaras dengan program-program MP3EI demi mempercepat pembangunan di Lembata dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke pulau ini.

Selain itu, “Hello Lembata, Be Inspired” juga akan menjadi slogan untuk mengangkat Lembata sebagai daerah tujuan wisata yang maju dengan pengembangan wisata religi, ekowisata dan agrowisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com