Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menapaki Pesona Asia di Tanah Burma

Kompas.com - 03/07/2013, 09:41 WIB
Kontributor Travel, Fira Abdurachman

Penulis

BAGAN, KOMPAS.com - Tidak ada lagi rasa takut dan khawatir saat pertama kali Saya menjejakkan kaki di Kota Bagan, tanah Burma -yang sekarang menjadi negara Myanmar. Tidak ada kemegahan khas negara modern di sana, semua terasa seperti masih baru menggeliat.

Baik perempuan maupun laki–laki hilir mudik mengenakan kain khas yang biasa disebut long-yi. Tua maupun muda, wajahnya dibalur dengan bedak dingin tradisional, sambil mengunyah sirih.

Langkanya mobil dan bus kota membuat masyakarat setempat hanya mengandalkan sepeda sebagai sarana transportasi pribadi, atau berjalan kaki bila tidak terlalu jauh.

Dari semua pemandangan itu, tak terlihat keangkeran dan ketakutan seperti yang banyak diberitakan media terkait konflik agama dan suku di sana.  Sebaliknya, masyarakat Myanmar sangatlah ramah dan jujur.

Sopir taksi contohnya. Bagi saya, sopir taksi di kota ini tergolong sebagai sopir paling jujur yang pernah saya temui. Mereka bersungguh–sungguh mencarikan alamat yang kita cari. Dia tak sungkan untuk turun dari mobil dan bertanya bila tersesat. Dan, yang paling penting, mereka tidak berani menipu harga buat para turis. 

“Taruh saja sepedanya di pinggir jalan, aman. Kamu bisa menemukannya kembali besok," ucap salah seorang staf hotel di Bagan saat meminjamkan sepedanya buat saya untuk keliling kota.

Ternyata benar, banyak turis yang meninggalkan sepedanya di pinggiran jalan, saat menikmati pagoda atau candi di kawasan Bagan. Sepeda mereka pun tidak hilang meski tanpa kunci.

Masyarakat Myanmar yang mayoritas menganut ajaran agama Budha, akan berpikir ribuan kali untuk berbuat jahat sesama manusia. Jangan tertipu tampang mereka yang berkulit legam, menyeramkan, dengan wajah yang susah tersenyum. Sebab umumnya mereka sangat terbuka dan senang untuk menolong para turis yang dianggap sebagai tamu.

Ke Mana di Myanmar?
Satu tujuan utama para turis ke Myanmar adalah menikmati keindahan bangunan pagoda dengan lapis emasnya nan mengkilau. Shwe Da Gon Paya, pagoda terbesarnya, terletak di Kota Yangon.

Berdasarkan literatur yang ada, Shwe Da Gon Paya dibangun sebagai penghormatan terhadap Sang Budha Gautama dan merupakan pagoda tertua dan terbesar di dunia.

KOMPAS.com/ FIRA ABDURACHMAN Pagoda ini dianggap sakral oleh umat Budha dan dijadikan tempat ibadah utama. Di berbagai sudut Pagoda terlihat umat yang khusuk berdoa.

Pagoda ini dianggap sakral oleh umat Budha dan dijadikan tempat ibadah utama. Di berbagai sudut Pagoda terlihat umat yang khusuk berdoa. Namun, di beberapa sudut terlihat pula wisatawan hanya sekadar duduk sambil bercengkrama.

Di tempat ini, para turis harus mematuhi aturan yang lazim diberlakukan di lokasi wisata macam ini.  Misalnya, lepas sandal/sepatu, berpakaian rapi dan sopan, berperilaku baik dan tidak ribut. Bila pakaian dianggap tidak sopan, para petugas biasanya akan meminjamkan kain panjang atau sarung.

Shwe Da Gon Paya memiliki empat pintu masuk utama. Para turis biasanya masuk melalui pintu selatan. Selain banyak taksi yang mangkal, di pintu ini juga tersedia fasilitas penitipan alas kaki, toilet dan elevator. Turis pun tidak harus menggunakan tangga menuju puncak pagoda.

Harga tiket masuknya 5 dollar AS atau 5.000 Kyat, bila dikurskan sekitar Rp 50.000. Namun, harga ini hanya berlaku bagi turis, sebab masyarakat setempat dapat keluar masuk tempat ini tanpa membayar.

Candi-candi di Bagan
Selain Yangon, Bagan merupakan kota menarik di Myanmar. Terlihat candi di sepanjang jalan utamanya. Tak heran, jika kota ini kerap disebut sebagai kota seribu candi. Mulai candi besar sampai kecil berjajar di sana.

Keunikkan candi–candi di Bagan adalah warna bangunannya, ada yang coklat (seperti batubata) dan ada yang putih. Seperti kota turis lainnya, biaya hidup di Bagan sangat mahal dibanding dengan kota di Myanmar lainnya.

Para turis biasa menyewa kereta kuda atau delman untuk keliling kota mengunjungi berbagai candi atau cara termurah adalah dengan menyewa sepeda. Hanya saja, hati–hati terhadap para pedagang souvenir, karena mereka bisa menjadi sangat memaksa turis untuk membeli dagangannya.

Tipsnya adalah jangan menyentuh atau bertanya tentang dagangan mereka bila tidak tertarik membeli. Bila ditawarkan cukup bilang, “Tidak, terima kasih”, atau lambaikan tangan. Dengan cara itu,  para pedagang akan dengan sopan menjauh. 

Inle Lake
Satu lagi kota yang sayang untuk dilewatkan adalah Inle Lake. Di kota kecil ini, kita bisa menyusuri sungai dengan menyewa perahu kayu menuju Danau Inle. Di sana turis biasa menikmati pasar terapung dan pagoda di sisi sungainya.

Bukan hanya pemandangan alamnya, di sini para turis bisa merasakan atmosfir lokal sambil berbaur dengan masyarakat. Tempat favorit para turis, terutama fotografer, adalah saat matahari terbenam antara pukul 4 sore sampai 7 malam.   

Dari semua pengalaman itu, Saya merasa Myanmar adalah negara yang sayang untuk dilewatkan. Di negara ini akan didapati "jiwa Asia" yang mungkin sudah hampir punah di negara lain. So, jangan lagi takut ke Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Open Trip, 105 Orang Gagal Mendaki Gunung Rinjani

Korban Open Trip, 105 Orang Gagal Mendaki Gunung Rinjani

Travel Update
Libur Lebaran 2024 Berakhir, Kunjungan Wisata di Gunungkidul Lampaui Target

Libur Lebaran 2024 Berakhir, Kunjungan Wisata di Gunungkidul Lampaui Target

Travel Update
Iran Serang Israel, Ini 8 Imbauan KBRI Teheran untuk WNI di Iran

Iran Serang Israel, Ini 8 Imbauan KBRI Teheran untuk WNI di Iran

Travel Update
Penerbangan ke Israel Terganggu akibat Serangan Iran

Penerbangan ke Israel Terganggu akibat Serangan Iran

Travel Update
Pesona Curug Sewu di Kendal, Air Terjun Bertingkat Tiga Jawa Tengah

Pesona Curug Sewu di Kendal, Air Terjun Bertingkat Tiga Jawa Tengah

Jalan Jalan
Iran Serang Israel, WNI di Beberapa Negara Timur Tengah Diminta Waspada dan Lapor ke Kemenlu

Iran Serang Israel, WNI di Beberapa Negara Timur Tengah Diminta Waspada dan Lapor ke Kemenlu

Travel Update
4 Villa Sekitar Tawangmangu Wonder Park Karanganyar, mulai Rp 600.000

4 Villa Sekitar Tawangmangu Wonder Park Karanganyar, mulai Rp 600.000

Hotel Story
Beri Makan Rusa di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Simak Aturan Pakannya

Beri Makan Rusa di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Simak Aturan Pakannya

Travel Tips
Promo Kereta Api Mudik Belakangan Ekstra Hemat, Bayar Tiket 80 Persen

Promo Kereta Api Mudik Belakangan Ekstra Hemat, Bayar Tiket 80 Persen

Travel Update
4 Wisata Hutan Pinus di Bantul Yogyakarta

4 Wisata Hutan Pinus di Bantul Yogyakarta

Jalan Jalan
Rute Menuju Palalangon Park Ciwidey Bandung

Rute Menuju Palalangon Park Ciwidey Bandung

Jalan Jalan
Libur Lebaran 2024, Okupansi Hotel-hotel di Kota Batu Tak Sesuai Harapan

Libur Lebaran 2024, Okupansi Hotel-hotel di Kota Batu Tak Sesuai Harapan

Travel Update
Wahana dan Aktivitas Wisata di Palalangon Park Ciwidey

Wahana dan Aktivitas Wisata di Palalangon Park Ciwidey

Jalan Jalan
Palalangon Park Ciwidey: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Palalangon Park Ciwidey: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Wajah Baru Alun-alun Kebumen, Kapal Mendoan Jadi Daya Tarik Pemudik

Wajah Baru Alun-alun Kebumen, Kapal Mendoan Jadi Daya Tarik Pemudik

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com