Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Destinasi Wisata Nan Menyayat Hati

Kompas.com - 04/07/2013, 13:43 WIB
Kontributor Travel, Fira Abdurachman

Penulis

KOMPAS.com - Tiga negara ini menjadikan sejarah kekerasan di negaranya sebagai tujuan wisata utama. Bukan dikubur atau ditutupi dari rakyatnya, atau mata dunia.

Jika umumnya area turis identik dengan keindahan dan kenyamanan, kali ini di balik. Sejarah yang penuh noda darah, dosa, dan kekejian di masa lalu justru dikemas dan dijadikan daya tarik wisata tersendiri.

Setidaknya ada tiga negara di kawasan Indochina, yakni Laos, Vietnam, dan Kamboja yang menawarkan suasana menyayat hati terkait sejarah kekerasan di negara-negara itu.

Kamboja
Ada dua lokasi kekerasan di masa lampau di negeri ini. "Killing Field" dan Genocida Museum.

Killing Field letaknya di Desa Cheung Ek, 15 kilometer atau sekitar 30 menit perjalanan dari kota Pnompenh. Sarana transportasi yang bisa digunakan ke lokasi Killing Field adalah taksi atau pun tuk-tuk. Di kedua tempat ini terjadi penyiksaan yang dilakukan tentara Khmer atas perintah dari rezim Polpot.

Di Killing Field masih tersisa kuburan massal dan penimbunan mayat pascapenyiksaan terhadap rakyat Kamboja yang membangkang kepada penguasa.

Beberapa tempat dijadikan tempat penyimpanan tengkorak korban penyiksaan dan ada area tempat kuburan massal bagi korban perempuan dan anak–anak.

Tiket masuk Killing Field  seharga 5 dollar AS, lengkap dengan rekaman petunjuk area yang kita lewati. Para turis diminta agar berjalan pela dan tidak membuat kegaduhan, sebagai penghormatan kepada para korban yang masih tertimbun di sana.

Di dalam rekaman dijelaskan detil tentang area mana saja yang merupakan bagian dari sejarah kekerasan itu. Diperdengarkan pula suara rekaman asli lagu dan nyanyian tentara Khmer saat melakukan penyiksaan. Sungguh sangat menyayat hati...

KOMPAS.com/ FIRA ABDURACHMAN Suasana angker masih sangat kental terasa di lokasi yang mengutup tiket masuk seharga 2 dollar AS.
Bangunan Genocida Museum beserta isinya adalah juga tempat penyiksaan korban kekerasan rezim Polpot.

Di dalam gedung megah ini, masih tersisa banyak alat–alat penyiksaan tradisional dan ruangan penjara tempat pengasingan para tahanan politik saat itu. Suasana angker masih sangat kental terasa di lokasi yang mengutup tiket masuk seharga 2 dollar AS.

Vietnam
Kegigihan rakyat Vietnam melawan negara adidaya Amerika Serikat dapat dilihat oleh mata dunia di Chu Chi Tunnel.  Museum itu mengabadikan cara rakyat Vietnam berjuang saat Perang Vietnam.

Dengan menggunakan cara sederhana dan tradisional terlihat kunci kemenangan rakyat Vietnam adalah semangat pantang mundur mempertahankan Tanah Airnya. Padahal, alat dan teknik yang digunakan terbilang tradisional sekali.

Misalnya, pembangunan tunnel atau terowongan bawah tanah yang sangat sempit dan gelap sebagai tempat persembunyian. Sulit dibayangkan, bagaimana mereka bisa bertahan hidup di terowongan macam itu.

Adalagi, jebakan–jebakan kubangan tanah yang dibuat berlobang dengan pisau atau bambu runcing di bawahnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com