Warung itu menerima berbagai macam ikan sungai, rawa, dan sawah liar untuk dijual kembali. Pemiliknya memasukkan ikan-ikan itu ke kantong plastik berisi air lalu menggantungkannya di depan warung untuk menarik perhatian pembeli. Ada kantong berisi gabus, belut berbagai ukuran, dan tawes. Semuanya dalam keadaan hidup.
Nuraeni, pemilik warung, mengatakan, pelanggannya berasal dari berbagai wilayah. Kadang ada yang datang dari Ciputat atau Pamulang. Sebagian dari mereka adalah pemilik warung makan Betawi yang menyediakan menu pecak dan pucung gabus, serta pecak belut. Nur menjual 1 kilogram gabus seharga Rp 40.000, sedangkan belut Rp 50.000.
Di sepanjang Jalan Gunung Sindur hingga Jalan Ciseeng, ada lima warung yang menjual ikan sungai, sawah, dan rawa. Dulu, penjual ikan liar cukup banyak. Sebagian sudah tutup karena pasokan ikan berkurang.
Gabus yang diburu Edi dan kawan-kawan boleh jadi adalah gabus terakhir di pinggiran Ibu Kota.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.