"Saya lebih memilih dibangun di Sumberkima di wilayah Buleleng barat dengan melihat hasil skoring dari tim kecil yang diketuai Kadishub Bali dan juga dari sisi kesulitan dalam pembebasan lahan," kata Gubernur Bali, Made Mangku Pastika di Denpasar, Selasa (9/7/2013).
Rapat ini dihadiri oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Direktur Bandara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Bambang Cahyono, Kadishubinfokom Bali Dewa Putu Punia Asa, Kadis PU Bali Ketut Artika, Karo Ekbang Bali Gede Suarjana dan instansi terkait.
Pastika berpendapat akan lebih mudah dibangun di Sumberkima, Kecamatan Gerokgak dibandingkan di Kubutambahan, Buleleng yang padat penduduk. Ia membayangkan betapa sulit memindahkan penduduk dan Pura Kahyangan Tiga serta kuburan di desa adat (pakraman) di Kubutambahan.
Menurut Pastika, jangankan Kahyangan Tiga, memindahkan merajan (tempat suci) keluarga saja itu tidak mudah. "Contohnya di Bandara Ngurah Rai tidak bisa diperbesar lagi karena ada setra (kuburan) dan pura. Pengalaman seperti itu harus dipedomani. Lebih feasible di Sumberkima, di sana walaupun ada bukit bisa dipapas karena hanya batu semua," paparnya.
Apalagi di dekat Sumberkima juga ada tanah milik Pemprov Bali seluas 650 hektare sehingga sekaligus pemerintah provinsi bisa berkontribusi.
"Bukankah yang selalu menjadi persoalan adalah pembebasan lahan? Kalau lahannya masih bisa dibeli tidak apa-apa, masalahnya kalau lahannya tidak bisa dibeli seperti Pura Kahyangan Tiga itu," ujarnya.
Mantan Kapolda Bali ini menginginkan bandara baru yang ditargetkan dapat dimulai pembangunannya pada 2015 mempunyai dua landasan. Pihaknya yakin potensi kedatangan wisatawan akan meningkat ke daerah itu karena dekat dengan wisata pantai dan Pelabuhan Celukan Bawang.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi (Kadishubinfokom) Bali, Dewa Putu Punia Asa memaparkan peluang dan tantangan pembangunan bandara jika dibangun di Desa Sumberkima dan Desa Kubutambahan.
Di Desa Sumberkima, jelas Punia, mayoritas kawasan berupa lahan kering, permukiman lebih jarang, berada di pinggir jalan nasional, dan jalur tol Kuta-Soka-Seririt rencananya akan dekat melintasi itu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.