Setelah selesai, lantas produk diangin-anginkan sehari. Setelah itu barulah dilakukan pembakaran. Proses pembakaran biasanya dilakukan sekitar 1-2 jam. Bila membakar
menggunakan sekam maka hasilnya akan berwarna hitam. Jika menggunakan kayu, hasilnya
berwarna merah. Faktor panas api betul-betul diperhatikan agar pembakaran merata.
Selanjutnya proses mempercantik produk pun tak kalah pentingnya dengan menggunakan
rotan dan sebagainya. Tampilan produk pun akan semakin cantik dan membuat wisatawan
tertarik untuk membeli.
Di Desa Banyumulek itu pula, selain wisatawan bisa melihat proses pembuatan juga bisa melihat langsung hasil produk yang sudah mengalami proses akhir dan siap dijual di Pasar
Seni Banyumulek. Lokasinya tak jauh dari tempat para perajin membuatnya.
Melihat berbagai produk gerabah yang dihasilkan para perajin di Banyumulek ini, pasti keinginan Anda untuk membeli muncul seketika. Apalagi produk yang dipajang benar-benar menarik dan sesuai selera pasar. Patut digarisbawahi membawa kerajinan khas Banyumulek sebagai suvenir perlu ekstra hati-hati karena mudah pecah.
Kendi Maling
Tentu saja, yang menarik perhatian wisatawan saat memasuki Pasar Seni Banyumulek adalah kendi maling. Bentuknya seperti kendi biasa, yakni sebagai tempat menyimpan air untuk diminum. Yang unik adalah cara mengisi air ke dalam kendi tersebut. Kalau kendi biasa mengisi air tentu dari atas, di mana kendi paling atas berlubang sebagai tempat memasukkan air.
"Namun kendi maling ini beda," kata Surya.
Selain kendi maling, masih banyak lagi suvenir yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh dari
Desa Banyumulek. Ada keramik setinggi 1 meter dihargai Rp 125.000. Ada pula lonceng kecil
dari tanah liat seharga Rp 15.000.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.