Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Vanda dan Angelica di Tawangmangu

Kompas.com - 16/07/2013, 09:33 WIB
VANDA dan Angelica menunggu di taman indah, di Tawangmangu. Mereka dilingkungi bukit-bukit sejuk di lereng Gunung Lawu. Jumpailah mereka dan tataplah kekayaan alam Indonesia.

Perkenalkan namanya Vanda. Lengkapnya Vanda Tricolor. Namun, dalam bahasa lokal ia ”cuma” disebut anggrek degleng. Meski degleng, bahasa Jawa yang artinya gila, Vanda semerbak sebagai aroma terapi. Lebih hebat lagi si Angelica. Nama lengkapnya Angelica Keiskei Kodzumi. Angelica yang datang dari keluarga apiaceae ini bermanfaat sebagai antioksidan, pencegah kanker.

Vanda dan Angelica adalah bagian dari tanaman herbal yang menghuni Etalase Tanaman Obat di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Taman milik Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional ini benar-benar menjadi etalase kekayaan tanaman herbal yang tumbuh di Indonesia.

Jika Anda pelesiran ke Tawangmangu, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari kota Solo, singgahlah ke taman indah itu untuk bertemu Vanda, Angelica, dan kawan-kawan. Kawasan di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut ini memang mempunyai panorama alam, seperti air terjun Grojogan Sewu, taman Balekambang, dan bukit-bukit indah Cemorosewu. Di tengah keindahan panorama alam itu ”terselip” taman di mana Vanda dan Angelica akan menyambut Anda. Posisinya persis di seberang taman Balekambang.

Apotek alam

Puluhan tanaman herbal itu tumbuh bagai apotek alam yang siap diolah menjadi obat herbal untuk mencegah dan menyembuhkan beragam penyakit. Dari borok sampai tumor, dan kanker. Ada pula tanaman untuk bahan kosmetik, bahkan ada jenis herbal yang dipercaya bisa menambah hasrat kaum pria. Ehm....

Begitu masuk pintu gerbang, kita akan disambut Kecubung Gunung yang nama latinnya Brugmansia candida pers. Tanaman dengan bunga mirip terompet terbalik ini berkhasiat sebagai obat antiasma. Di sisi sebelah kanan pintu gerbang, kita akan melihat sang Dewandaru (Euginia uniflora) yang bisa mengobati diare dan menurunkan hipertensi. Ada pula yang namanya cukup seram, yaitu sambung nyawa (Gynura procumbens back) yang pada papan penunjuk tanaman disebut sebagai obat antitumor.

Namun, tenang saja. Bagi mereka yang perlu obat penenang, datanglah pada si dlingo lorek (Acorus variegathus). Jika ada borok atau bisul, coba datang ke Nerium indicum mill atau oleander. Kudis? Ambil saja daun simbar menjangan (Platycerium bifurcatum) yang bentuknya mirip tanduk rusa. Ada pula platikodon yang bisa digunakan sebagai obat peluruh haid.

Selain bisa mengobati, tanaman herbal juga memperindah penampilan. Menyelusup ke dalam taman berhawa segar itu kita akan berjumpa dengan Eclipta prostata alias orang-aring yang sudah populer sebagai minyak perawat keindahan rambut. Ada juga antorium (Anthorium andrianum) dengan bunga merah berbentuk menyerupai jantung hati. Ia bisa dibuat kosmetik.

Menjelang pintu keluar taman kita akan berjumpa dengan Sanreego atau Lunasia amara blanco. Dalam papan petunjuk dijelaskan bahwa ”Bang” Sanreego ini mempunyai manfaat aprodisiaka (aphrodisiac). Nah, inilah tanaman herbal yang katanya bisa meningkatkan gairah lelaki. Ck-ck-ck.

Etalase Tanaman Obat di Tawangmangu itu memiliki 900 jenis koleksi tanaman obat. Mereka diambil dari 26 provinsi di Indonesia. Begitu mendengar ada jenis baru tanaman langka berkhasiat obat, peneliti akan segera mencari dan mengadopsi tanaman itu sebagai penghuni baru kebun koleksi. Upaya pengoleksian ini berpacu dengan tingginya laju pembalakan liar.

Ditilik dari segi kekayaan ragam tumbuhan herbal, Indonesia sejatinya berada di urutan nomor dua di dunia setelah Brasil. Keragaman itu terangkum di lahan koleksi tanaman herbal seluas total 15 hektar yang tersebar di tiga lokasi di Tawangmangu yang salah satunya bisa dinikmati di Etalase Tanaman Obat seluas 3.000 meter persegi itu.

Museum jamu

Puas memandangi kecantikan Vanda serta Angelica, Anda bisa berjalan kaki menyeberang Jalan Lawu untuk melanjutkan kunjungan ke Museum Jamu Nusantara dan Pengobatan Tradisional Indonesia. Museum ini menyimpan koleksi tanaman herbal yang sudah diawetkan dalam bentuk herbarium basah dan herbarium kering.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Kunjungan Pelajar
Tanaman obat yang sudah dikeringkan atau simplisia dipajang dengan cara unik, yaitu digantung di ranting pohon kering dalam stoples-stoples mungil. Stoples-stoples simplisia yang bergelantungan di pohon ini menyerupai hiasan cantik pada pohon Natal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com