Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguji Adrenalin di Deburan Ombak Pulau Merah...

Kompas.com - 17/07/2013, 11:48 WIB

Emas terpendam

Bagi warga, Pulau Merah adalah keindahan. Namun, bagi peneliti geologi, Pulau Merah adalah harta yang terpendam. Warna merah bebatuan di pulau itu menandakan adanya kandungan mineral berharga, seperti emas, perak, krom, dan tembaga di dalamnya. Merah warna bebatuan itu bisa dilihat jelas di bagian tebing pulau yang terekspos karena longsor.

Dalam peta pertambangan emas, Pulau Merah masuk dalam zona kawasan yang mengandung emas, seurat dengan Bukit Tumpang Pitu yang kandungan emasnya diperkirakan mencapai 2 juta ounce. Saat memasuki jalan menuju pantai, Anda pun akan melewati kompleks kantor perusahaan pertambangan besar.

Saat ini, perusahaan pertambangan masih mengeksplorasi kawasan Tumpang Pitu. Namun, eksploitasi sudah dulu dilakukan oleh pertambangan rakyat sejak 2007. Menurut peneliti dari Universitas Tujuh Belas Agustus, Banyuwangi, Susintowati, aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh petambang tradisional telah merusak lingkungan.

Pencemaran merkuri telah ditemukan di muara sungai Pantai Lampon yang terletak 10 kilometer dari timur pantai Pulau Merah. Merkuri yang terkandung di bekas limbah pemurnian emas mencapai 600 kali lebih tinggi dari standar toleransi alam yang hanya 0,01 ppm. Kerang dan siput di kawasan itu pun sudah terdeteksi menyerap merkuri. Namun, hingga kini belum ada upaya untuk mengatasi pencemaran itu, baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Begitu dekatnya kawasan yang tercemar dengan Pantai Merah menjadikan kawasan itu rawan. Bisa jadi kelak ketika penambangan emas masif berjalan dan tanpa pengawasan yang ketat, ekowisata pantai Pulau Merah yang sudah dipromosikan tinggal nama. (Siwi Yunita C dan Agnes Swetta Pandia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com