Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hmm... Aroma Rempah Hidangan Mesir

Kompas.com - 19/07/2013, 07:49 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

KOMPAS.com - Masakan Mesir menjadi hidangan utama yang disajikan selama Bulan Ramadhan di Restoran Cinnamon, Hotel Mandarin Oriental Jakarta. Terutama saat berbuka puasa, menu yang dibuat langsung oleh chef asal Mesir, Walaa Abdul Maged Madany, siap memanjakan lidah tamu dengan kenikmatan khas negeri Timur Tengah tersebut.

"Karena Ramadhan identik dengan Timur Tengah jadi kita bawa masakan itu ke sini (Restoran Cinnamon)," ujar Communications Manager Mandarin Oriental Jakarta, Malinda Yasmin, Rabu (10/7/2013) lalu.

Coba saja beragam menu mulai dari kudapan berbuka puasa Baklava dan Basbousa yang mendampingi hidangan berbuka khas Indonesia seperti kolak biji salak, kolak ubi dan es buah. Baklava merupakan makanan ringan yang telah termasyhur di Timur Tengah. Memakannya seperti menyantap kue kering dengan tumbukan kacang di tengahnya.

Setelah mencicip kudapan, beralihlah ke menu utama. Banyak pilihan yang dibuat chef untuk bisa menikmati menu utama khas Mesir. Salah satunya Mougadara yang merupakan nasi campur dengan kacang hijau.

Mungkin Mougadara terdengar aneh karena merupakan campuran nasi dan kacang hijau. Namun jangan salah, rasanya cukup nikmat. Nasi dan kacang hijau dimasak dengan bawang bombay merah dan rempah-rempah. Aroma bawang menjadi sangat dominan sepanjang menikmati Mougadara.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI Shish Tawook, sate ala Mesir.
Bergeser dari menu nasi, coba juga hidangan daging yang menjadi ciri masakan Mesir. Shish Tawook terbuat dari daging ayam yang dililitkan pada sebatang kayu pipih. Sekilas bentuknya mirip sate, namun tak ada bau asap di sana.

Aroma rempah menjadi yang sangat kuat hampir di seluruh hidangan Mesir. Chef Walaa mengatakan, dalam meracik masakan ia menggunakan bumbu-bumbu khusus yang dibawa langsung dari Mesir seperti jinten, bubuk ketumbar, garam lemon, dan lada hitam. Meski beberapa bumbu bisa ditemukan juga di Indonesia namun ia mengakui aromanya tak sekuat yang didatangkan langsung dari negerinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com