Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2013, 11:45 WIB
KOMPAS.com - Pagi itu cukup cerah dan tak ada tanda-tanda mendung. Kini kaki sudah menginjakkan bumi di daratan Desa Kalibukbuk, Kabupaten Singaraja, Provinsi Bali, setelah menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor dari Kuta, Badung kurang lebih 4 jam.

Tibalah saatnya menelusuri hamparan laut yang sangat indah itu. Kali ini petualangan ala backpacker saya dengan salah satu rekan dari Jakarta yaitu destinasi wisata pantai Lovina atau cukup populer dengan sebutan Dolphin Beach. Yah, karena di laut Lovina lah kita dapat menyaksikan sekumpulan lumba-lumba yang menggemaskan dengan mata telanjang.

Kami tiba di Lovina sudah menjelang gelap, segera bergegas ke dermaga Lovina untuk mengabadikan keindahan laut Lovina. Kemudian kami lanjutkan dengan mencari hotel di sekitaran pantai. Cukup banyak hotel ataupun penginapan di Lovina. Tarifnya mulai Rp 300.000 per malam. Jika berdua akan lebih irit, bukan?

Kehidupan malam di Pantai Lovina cukup meriah walau tidak seramai di Pantai Kuta. Di pantai ini jam 12 malam suasana sudah cukup sepi. Para pelancong lebih ramai di kafe-kafe dari petang menjelang malam. Kami memutuskan untuk mengakhiri aktivitas malam itu dengan menginap di Hotel Astina yang persis 100 meter dari pantai. Mempersiapkan tenaga untuk esok hari menelusuri laut Lovina.

RICO SINAGA Matahari terbit (sunrise) di Pantai Lovina, Singaraja, Bali.
Pagi pun tiba dan tepatnya pukul 05.30 WITA. Pemandu yang sekaligus pemilik perahu kecil mengetok pintu kamar untuk mengajak para tamu berkumpul di tepi pantai. Pasalnya, untuk melihat lumba-lumba harus pagi-pagi buta, jika tidak akan kehilangan momen melihat lumba-lumba.

Sewa untuk satu perahu Rp 60.000 per orang dan maksimal 4 orang saja dalam perahu karena perahunya tidak terlalu besar. Tidak lengkap juga rasanya kalau tidak snorkeling di laut Lovina, tidak terlalu mahal cukup membayar Rp 60.000 juga untuk sewa alat snorkeling.

Untuk menyaksikan atraksi lumba-lumba di laut lepas Lovina akan menghabiskan waktu sekitar 2 jam mulai pukul 06.00 hingga 08.00. Jika sudah terlalu terang, lumba-lumba biasanya akan meninggalkan lokasi dimana mereka biasa menunjukkan wujudnya kepada para pelancong. Ratusan lumba-lumba dapat kita saksikan sepuasnya, mulai dari anaknya yang kecil hingga induknya yang cukup besar.

Sebelum menyaksikan lumba-lumba di laut lepas, kami disuguhi matahari terbit (sunrise) yang sangat bagus di Lovina. Perlahan matahari naik menyinari alam Bali yang sangat indah. Saya pun sempat mengabadikan sunrise di Lovina.

RICO SINAGA Lumba-lumba di Pantai Lovina, Singaraja, Bali.
Kini saatnya mengeluarkan kamera untuk mengabadikan pemandangan langka ini. Lumba-lumba hanya berjarak 5 meter dari perahu.  Terkadang semburan air laut efek lompatan lumba-lumba mengenai kami di perahu. Mereka sangat senang menunjukkan wujudnya kepermukaan. Namun tidak begitu lama masuk ke air dan para pelancong pun "berburu" lagi hingga mendapatkan gambar yang bagus.

Namun terkadang lumba-lumba itu sangat terganggu dengan perahu-perahu pengunjung yang mempersempit ruang gerak mereka yang membuat mereka cepat masuk ke laut dan mencari lokasi yang masih senggang untuk beratraksi.

Hingga tidak terasa matahari semakin naik dan lumba-lumba itu pun kembali ke tengah laut meninggalkan pesisir.

Kini sesi kedua yang tak kalah menarik untuk dilakukan adalah snorkeling. Melihat laut biru dan karang di pantai Lovina ini ingin rasanya segera menyeburkan diri ke laut. Koralnya masih bagus dan belum tercemar. Walau dengan kedalaman sekitar 10 meter dari permukaan perahu, kami masih bisa melihat dengan jelas karang-karang dan ikan-ikan cantik.

Snorkeling pun dimulai dan saatnya menikmati alam bawah laut dari sisi lain Bali di Lovina.

RICO SINAGA Berburu lumba-lumba dan sunrise di Pantai Lovina, Singaraja, Bali.
Untuk para traveler pemula yang akan snorkeling di pantai Lovina jangan khawatir, pemandu akan membantu dan mempersiapkan baju pelampung.

Sebenarnya tidak cukup hanya 2 hari 1 malam di pantai Lovina karena alamnya yang indah. Namun jika sedikit bergerak ke arah utara dan barat masih sangat banyak destinasi wisata di Singaraja seperti air terjun Gitgit atau pun Menjangan di Bali Barat. (Rico Sinaga)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Travel Update
Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Travel Update
Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Travel Update
Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Travel Update
Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Jalan Jalan
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Travel Update
Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Travel Tips
Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Jalan Jalan
Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Jalan Jalan
Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jalan Jalan
Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Travel Update
Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Travel Update
Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Travel Update
6 Tempat Glamping di Semarang buat Liburan Akhir Tahun 

6 Tempat Glamping di Semarang buat Liburan Akhir Tahun 

Jalan Jalan
Mengapa Masih Ada Pendakian Saat Gunung Marapi Meletus?

Mengapa Masih Ada Pendakian Saat Gunung Marapi Meletus?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com