Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Penyengat Menjadi Hutan Konversi

Kompas.com - 21/07/2013, 20:53 WIB
TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - Pulau Penyengat di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, yang terkenal dengan berbagai situs peninggalan sejarah kebesaran Kerajaan Melayu Riau-Lingga sejak abad ke-18, dijadikan sebagai hutan konversi berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 463/Menhut-II/2013 tertanggal 27 Juni 2013.

"Bagaimana caranya itu, kok Penyengat bisa jadi hutan konversi. Padahal jauh sebelum Republik ini ada, Penyengat sudah ada," kata Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah usai menggelar pertemuan dengan Gubernur Kepulauan Riau, Muhammad Sani di Tanjungpinang, Sabtu (20/7/2013).

Lis menyayangkan keputusan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menetapkan Kawasan Cagar Budaya Pulau Penyengat yang terkenal dengan Masjid Sultan Riau yang terbuat dari putih telur itu, dijadikan hutan konversi. "Bukan hanya Penyengat, tapi banyak daerah lain yang tidak semestinya menjadi kawasan hutan. Penyengat hanya salah satu contoh," katanya.

Menurut Lis, pihaknya bersama gubernur, bupati dan wali kota se-Kepri akan menjumpai Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pada Senin (22/7/2013) untuk mempertanyakan surat keputusan mengenai perubahan status lahan tersebut yang sangat erat kaitannya dengan rencana tata ruang wilayah.

Lis memaparkan, keputusan menteri itu berbeda jauh dengan apa yang direkomendasikan oleh tim terpadu dari lintas kementerian terkait, sehingga akan berdampak pada terganggunya pembangunan daerah. "Tim terpadu itu independen dan diketua dari peneliti LIPI," ujarnya.

Selain Pulau Penyengat, pusat pemerintahan Kabupaten Bintan di Bintan Bunyu juga ditetapkan kembali sebagai kawasan hutan lindung, setelah sebelumnya dicabut dengan peraturan pemerintah untuk pusat pemerintahan. "Kami minta Menhut merevisi SK tersebut," ujarnya.

Pulau Penyengat yang mempunyai luas sekitar 240 hektare atau 3,5 kilometer persegi itu, terdiri atas dataran 40,8 hektare, dan perbukitan seluas 192,2 hektare. Pulau yang dikenal juga dengan sebutan Pulau Indera Sakti itu dikembangkan oleh Sultan Mahmud Syah pada 1782 Masehi, dengan membangun istana serta beberapa bangunan pendukung hingga menjadi pusat kota.

Pulau ini merupakan "pintu gerbang" Tanjungpinang, dan bisa ditempuh dari Pelabuhan Tanjungpinang sekitar 15 menit dengan kapal kayu kecil (pompong). Pulau Penyengat juga merupakan salah satu obyek wisata andalan Tanjungpinang, dan Kepulauan Riau.

Salah satu obyek yang selalu menjadi tujuan adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam para raja, makam pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor, dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.

Pulau Penyengat dan kompleks istana di Pulau Penyengat telah dicalonkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu Situs Warisan Dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com