Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2013, 17:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Keberadaan ulos yang merupakan kain tradisional suku Batak saat ini nyaris punah karena tak ada perlindungan bagi komunitas budaya ulos. Diperlukan upaya revitalisasi agar ulos tetap lestari. Salah satunya, dengan melibatkan desainer tekstil Tanah Air.

Desainer tekstil Merdi Sihombing yang saat ini memamerkan karya partonun ulos dalam pameran ”Travel in Cloth” di Galeri Nasional, Jakarta, Minggu (21/7/2013), mengatakan, saat ini masyarakat Batak lebih banyak menggunakan ulos untuk acara atau kegiatan adat. Misalnya, ulos yang dipergunakan untuk acara tujuh bulan, perkawinan, ataupun kematian. Adapun ulos di luar adat sulit ditemukan karena sudah tidak ada lagi penenun yang mau membuatnya.

”Harga ulos yang murah menyebabkan kehidupan penenun ulos miskin. Karena itu, penenun melarang anak-anaknya menjadi penenun ulos. Inilah yang menyebabkan ulos-ulos di luar ulos untuk keperluan adat sulit ditemukan atau bahkan sudah tidak ada lagi,” ujar Merdi.

Sejak tahun 2003, Merdi berinisiatif melakukan revitalisasi ulos, misalnya mengganti benang yang tebal menjadi lebih tipis, menggunakan pewarna alami, ataupun sedikit melakukan perubahan berupa pengulangan pada motif-motif ulos tanpa mengubah pakem.

Merdi juga melakukan beberapa terobosan, seperti membuat ulos dengan motif baru yang menggabungkan kekhasan Timur dan Barat. Karya Merdi dapat disaksikan dalam pameran yang berlangsung hingga 16 Agustus 2013.

Enrico Soekarno dan Iriantine Karnaya yang berperan sebagai kurator menuturkan, semangat Bhinneka Tunggal Ika sangat kental terasa dalam kain-kain warisan nenek moyang. Namun, akhir-akhir ini semangat itu seolah luntur seiring proses globalisasi dan efek penyeragaman yang dibawanya.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Warga menyelesaikan tenunan kain tradisional ulos di Desa Lumban Suhi-suhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Sabtu (23/7/2011). Satu lembar kain ulos mereka selesaikan dalam satu minggu lamanya. Warga atas kemauan sendiri bisa turut menenun di tempat ini untuk berwirausaha selain berprofesi sebagai bertani.
Generasi muda desainer tekstil Indonesia harus bangkit dengan menggali kembali keberagaman yang dimiliki dan membuat tren dunia. Desainer tekstil juga harus mulai membuat karya yang positif, kreatif, dan inovatif.

Pemerintah juga perlu melihat beberapa negara, seperti India, Thailand, dan Vietnam, yang mendukung penuh dan mempertahankan komunitas budayanya dan pelaku produk budayanya. Dengan harapan, warisan budaya Tanah Air dapat bersaing di pasar global. (DOE)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

5 Tips Berkunjung ke Jembatan Akar di Yogya, Datang Siang

5 Tips Berkunjung ke Jembatan Akar di Yogya, Datang Siang

Travel Tips
Harga Tiket dan Jam Buka Jembatan Akar di Yogyakarta

Harga Tiket dan Jam Buka Jembatan Akar di Yogyakarta

Travel Update
Perayaan Tahun Baru 2024 di Shibuya di Jepang Diperketat

Perayaan Tahun Baru 2024 di Shibuya di Jepang Diperketat

Travel Update
Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Travel Update
Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Travel Update
5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

Jalan Jalan
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala 'Gadis Kretek'

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala "Gadis Kretek"

Hotel Story
Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Travel Update
Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Travel Update
Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Travel Update
4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

Jalan Jalan
Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Travel Update
PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

Travel Update
LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

Travel Update
Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com