Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi "Tour Leader", Cara Keliling Dunia Gratis

Kompas.com - 23/07/2013, 18:13 WIB
Fira Abdurachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - “Baru dari Padang kemaren empat hari. Bukan main deh indahnya Sumatera Barat itu ya. Lusa mau ke Hongkong,” kata Idfi Pancani.

Tidak seperti orang pada umumnya, Idfi yang sudah lima tahun menjalani profesi sebagai tour leader, sangat mudah menyebutkan kota–kota besar dunia sebagai tempat persinggahan. “Bisa tuh, sarapan di Dubai, ngopi sore di Italia,” ujar pria lulusan sekolah pariwisata NHI Bandung, Jawa Barat itu.

Tour leader adalah orang yang bertangung jawab memimpin rombongan turis perihal rute selama perjalanan, mulai berangkat sampai kembali lagi ke negera asa. Sementara, tour guide hanya bertanggung jawab menjelaskan tempat–tempat yang dikunjungi.

Tak jarang, tour leader juga merangkap sebagai tour guide. “Tour leader yang baik bukan hanya ngurusin bus dan penginapan, tapi juga harus bisa membawa suasana rombongan menjadi menyenangkan," kata Idfi.

Tak jarang, menurut Idfi, tour leader justru menjadi teman perjalanan yang baik bagi anggota rombongan. “Karena kan mereka juga capek di perjalanan. Nggak semua terbiasa dengan suasana baru apalagi di luar negeri," imbuhnya.

DOKUMENTASI PRIBADI Idfi Pancani bersama rombongan tour yang dipimpinnya.


Ketika ditanya alasannya menjadi tour leader, Idfi menjawab, ”Karena gue suka banget traveling. Gue mau keliling dunia”.

Kalau profesi ini ditekuni dengan serius, setiap bulannya tour leader bisa menghasilkan Rp 30-50 juta per bulan.

Namun yang paling penting adalah kemampuan berbahasa. Kalau bisa lebih dari satu bahasa asing selain Bahasa Inggris. “Biar makin dicari dan dibutuhin orang," ujarnya.

Senada dengan Idfi, Ira Latief yang baru dua tahun belakangan jatuh cinta pada profesi ini, mengaku, selain karena suka traveling, profesi tour guide adalah bagian dari aktualisasi rasa nasionalisme.

“Saya bisa melihat sudut pandang orang–orang asing tentang Indonesia,” kata Ira.

Menurut penulis buku “Normal Is Boring” ini, dia senang dan bangga bisa membawa dan menunjukkan tempat–tempat yang indah di Indonesia, serta ragam kulinernya.

Di belahan benua lain, Osman Meydan, sudah tiga tahun berprofesi sebagai tour guide di negara tujuan utama para turis dunia, Turki. Osman acap kali membawa turis asal Indonesia.

Osman Meydan mengaku tidak pernah bermasalah dengan turis Indonesia. “Buat mereka (turis Indonesia, red) tersenyum dan bantu mereka foto-foto, mereka sudah senang," kata Osman.

Menurut Osman, tidak jarang bertemu dengan turis yang keras kepala dan sulit diatur. Pria lulusan Universitas Belikesir ini mengatakan, profesi tour guide juga menjanjikan untuk masa depan.

“Bahkan profesi ini bisa dijalani sampai usia yang tidak muda lagi, sampai usia 40-45 tahun, bahkan lebih tua," katanya.

Demi meningkatkan kemampuan sebagai tour guide, mulai awal tahun 2013, Osman Meydan memberanikan diri pindah dari Kota Gerome (Kapadokia) ke kota yang lebih besar, Istanbul. Bagi Osman yang terpenting adalah selalu menjaga komunikasi yang baik dengan para turis.

“Memberikan pengertian dan informasi yang baik dan sopan maka orang juga akan senang dengan kita," pesan Osman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com