Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamis Dibuka, Penyelesaian Pembangunan Kualanamu Dikebut

Kompas.com - 24/07/2013, 20:09 WIB
DELI SERDANG, KOMPAS — Berbagai pihak mengebut penyelesaian pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara. Namun, pembebasan lahan untuk akses masuk, baik melalui jalur arteri non-tol maupun jalan tol, masih menyisakan masalah.

Meski demikian, Bandara Internasional Kualanamu tetap akan dibuka Kamis (25/7/2013). ”Persiapan kami 100 persen, baik dari sisi udara maupun darat. Semua sudah jadi satu sekarang sebagai Bandara Kualanamu,” kata Kepala Bagian Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Umum Unit Implementasi Proyek Bandara Kualanamu PT Angkasa Pura II Wisnu Budi Setianto di Deli Serdang, Selasa (23/7/2013).

PT Angkasa Pura dan maskapai penerbangan secara bertahap telah memindahkan peralatan kantor mereka sejak Sabtu pekan lalu hingga Sabtu depan. Namun, puncak pemindahan bandara, yang disebut Operasi Boyong, tetap akan dilakukan pada Rabu malam ini hingga Kamis pukul 03.00. Sebanyak 15 pesawat yang biasanya parkir berikut berbagai perlengkapannya akan dipindahkan malam itu. Pada saat yang sama, Bandara Polonia di Medan resmi ditutup. Bandara kemudian akan dikelola oleh TNI Angkatan Udara.

Bandara dipenuhi pekerja yang menyelesaikan pekerjaan akhir. Sebagian besar gerai belum terisi dan masih ditutup papan. Stasiun Kereta Api (KA) Bandara juga belum jadi, termasuk akses masuk penumpang KA ke terminal keberangkatan melalui eskalator.

”Penumpang KA masih lewat bawah, yaitu terminal kedatangan, untuk masuk ke terminal keberangkatan. Namun, saat peresmian nanti yang kemungkinan bulan September, semua selesai,” kata Wisnu.

Masalah tanah

Penyelesaian jalan arteri juga terus dikebut. Jalan yang sudah bisa dibebaskan langsung dibangun dan disambungkan dengan jalan yang sudah jadi. Namun, hingga kemarin, lebih dari 100 warga di empat desa, yakni Desa Telagasari, Desa Buntu Bedimbar, Desa Dalu X A, Kecamatan Tanjung Morawa, dan Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, menolak tanahnya dilalui jalan arteri.

”Kami mendukung pembangunan bandara dan tidak menghambat. Namun, pemerintah juga perlu mencari solusi terbaik untuk kami,” kata Dedi Iswandani (31), warga Telagasari, yang tanahnya masuk dalam rencana pembangunan jalan.

Dedi mengatakan, keluarganya mendapatkan tanah 20 x 50 meter di Telagasari dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX saat mertuanya menjadi pegawai PTPN IX. Saat itu perusahaan menawarkan penghargaan pensiun bagi pegawai berupa uang atau tanah. Mertua Dedi memilih tanah dan mendapatkan lahan itu pada tahun 1995.

Surat Sekretaris Daerah Deli Serdang tahun 2009 juga menyatakan bahwa tanah sudah dikeluarkan dari hak guna usaha (HGU). Pada tahun 1999, tanah mendapat surat keputusan Camat dan terus membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2013 tercatat Rp 394.000.

”Kami sudah menempati lahan ini sejak 1961,” kata Dedi. Dari lahan yang ada, seluas 20 x 11 meter terkena proyek jalan. Ia berharap pemerintah arif melihat kasus ini dan menelusuri akar masalah dengan jelas.

Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Medan, Wijaya Seta mengatakan, ada tiga status tanah yang dilewati jalan arteri dari Simpang Kayu Besar menuju Bandara Kualanamu sepanjang 14,5 meter. Tiga status tanah itu adalah tanah masyarakat, tanah eks HGU PTPN II, dan tanah HGU. Tanah eks HGU dan tanah HGU kini bermasalah dalam pembebasannya.

KOMPAS/BM LUKITA GRAHADYARINI Pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, yang bakal menggantikan Bandara Polonia di Medan, kini sudah hampir rampung, Selasa (9/4/2013). Bandara berkapasitas 8,1 juta penumpang itu terhubung dengan jalur akses kereta api untuk mendukung konektivitas transportasi. Total anggaran pembangunan bandara yang terserap hingga Januari 2013 mencapai Rp 4,6 triliun.
Akibatnya jalan sepanjang 14,5 kilometer, termasuk jembatan layang sepanjang 1 kilometer—yang direncanakan dua arah masing-masih dua lajur—baru selesai 4 kilometer. Sisanya sepanjang 10,5 kilometer baru dua lajur. Jalan tol membutuhkan waktu pengerjaan 900 hari sehingga baru selesai pada tahun 2015.

Terkait markah jalan dan penerangan jalan yang belum ada, Wijaya Seta mengatakan, markah dan penerangan jalan akan diselesaikan sebelum bandara dibuka.

Di Jakarta, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Herry Bakti S Gumay menyarankan penumpang pesawat yang akan berangkat melalui Bandara Kualanamu merencanakan perjalanannya. Hal itu karena bandara terletak 39 kilometer dari Medan, sementara masyarakat telah terbiasa dengan Bandara Polonia yang letaknya di tengah kota Medan.

Menurut estimasi, perjalanan dengan menggunakan mobil ataupun bus menuju Kualanamu membutuhkan waktu sekitar 75 menit. Apabila lalu lintas padat dan terjadi kemacetan di jalan, perjalanan ke Kualanamu bisa mencapai 2 jam. (WSI/ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com