”Sudah diangkut semua tadi (kemarin) siang,” kata Prio. Ruang Officer in Charge nyaris kosong. Yang tersisa hanya sebuah komputer, printer, satu meja, dan kursi untuk melayani perizinan keluar masuk bandara, serta pendingin ruangan yang masih menyala.
Semua televisi, papan pengumuman, meja kerja, dan televisi monitor diangkut ke Bandara Internasional Kualanamu. Yang tersisa tinggal bercak-bercak hitam bekas debu di lantai.
Kamis pukul 00.00, Bandara Internasional Polonia resmi ditutup. Bandara berkapasitas 900.000 penumpang yang sudah menampung tujuh juta penumpang itu dipindahkan ke Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, sekitar 32 kilometer dari Kota Medan.
”Ada rasa sedih juga meninggalkan tempat ini,” ujar G Hasibuan, Koordinator Keamanan Bandara Polonia. Apalagi, dia sudah bekerja di Polonia selama 32 tahun.
Banyak kecelakaan
Berada di tengah Kota Medan, Bandara Polonia tergolong makin sulit didarati, terutama karena perkembangan kota yang masif dan berada di dekat Gunung Sibayak. Bandara bahkan menyandang predikat blackstar karena menjadi penyebab tak langsung banyak kecelakaan pesawat di kawasan itu.
Kasus terakhir adalah jatuhnya Boeing 737-200 milik Mandala Airlines yang gagal lepas landas dan jatuh di permukiman pada 5 September 2005. Sebanyak 117 penumpang dan awak tewas, termasuk Gubernur Sumut (saat itu) Rizal Nurdin dan mantan Gubernur Sumut Raja Inal Siregar. Sebanyak 41 warga juga tewas tertimpa pesawat.
Mantan Humas PT Angkasa Pura II Bandara Polonia, Firdaus mengaku awalnya lokasi di Bandara Polonia adalah lapangan pacuan kuda yang dimiliki pengusaha asal Polandia, Baron Michalsky. Michlasky mendapat konsesi tanah untuk kebun tembakau di Sumatera Timur dari pemerintah kolonial Hindia Belanda pada 1872. Dia menamai lahan itu sebagai Polonia.
Pada 1879, tanah konsesi ini berpindah ke perusahaan perkebunan Deli Maatschappij. Deli Maatschappij kemudian menyediakan lahan untuk landasan saat ada kabar akan ada penerbangan pesawat Fokker ke Hindia Belanda oleh pionir penerbangan berkebangsaan Belanda, Van der Hoop. Van der Hoop mendaratkan Fokker ke lapangan itu pada 1924.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.