"Pelancong asal Jepang yang datang ke Bali tercatat bertambah 17,87 persen menjadi 96.013 orang selama Januari-Juni 2013. Ini artinya promosi yang dilakukan memberikan hasil," kata pengamat Pariwisata Bali, Kawiana di Denpasar, Jumat (26/7/2013).
Turis Jepang kembali menggeliat ke Bali sebagai tempat berlibur terutama mendatangi desa wisata di kawasan perkampungan seniman Ubud. "Ubud menjadi Favorit turis Jepang," kata dia sambil memperlihatkan data dari Dinas Pariwisata Bali," katanya.
Menurut Kawiana, promosi harus tetap dilaksanakan, bila perlu harus lebih gencar lagi untuk bisa kembali menarik minat calon wisatawan asal negeri Matahari Terbit itu beramai-ramai datang berlibur ke Pulau Dewata seperti tahun-tahun lalu.
Ia menyebutkan, turis Jepang yang datang berlibur ke Bali selalu yang terbanyak dan tetap berada diperingkat teratas, tetapi sekarang sudah dilampaui oleh turis Australia dan asal China.
Turis asal Jepang memang seharusnya bertambah banyak yang datang berlibur ke Bali dengan adanya penambahan volume penerbangan dari Indonesia ke negeri itu terutama dari maskapai Garuda Indonesia.
Kawiana mengatakan, untuk mengembalikan kehadiran turis Jepang ke Bali, semua pihak hendaknya mau introspeksi dan berbenah diri untuk bisa menarik lebih banyak lagi turis Jepang ke Bali di masa mendatang.
"Masalah karakteristik wisatawan perlu diperhatikan, misalnya turis Jepang tidak mau menonton orang melakukan ngaben (upacara pembakaran mayat). Sebaiknya jangan diarahkan untuk menyaksikan kegiatan tersebut," katanya.
"Kita harus tahu yang menjadi keinginan turis dari suatu negara tertentu saat di Bali, supaya bisa memberi suguhan dengan tepat, sehingga memberikan kesan positif tentu dengan harapan pelancong akan datang ke Bali lagi," katanya.
Wisatawan luar negeri yang melakukan liburan ke suatu negara, sudah merencanakan jauh-jauh hari sehingga sulit untuk bisa mengubah pendiriannya, apalagi dalam jangka waktu pendek.
"Mengetahui karakteristik wisatawan itu penting. Apa sih keinginan masyarakat Jepang yang pernah datang berlibur ke Bali? Termasuk apa yang tidak disenanginya sehingga mereka tetap betah berlibur di sini," kata Kawiana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.