Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkahan Padat Industri Wisata Thailand

Kompas.com - 30/07/2013, 14:56 WIB

Adalah kegemaran sebagian besar turis asal Indonesia dalam hal berbelanja yang membuat pasar itu dinamakan Indo Market. Soni, pemandu wisata asal Indonesia yang hari itu menemani 16 tamunya dari Indonesia di Indo Market, berpendapat, mengunjungi tempat belanja adalah keharusan.

”Tamu dari Indonesia bisa marah jika tidak dikasih tempat belanja,” kata Soni. Kebiasaan membawa oleh-oleh bagi teman dan kerabat setiap habis mengunjungi suatu tempat yang dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia membuat belanja seperti keharusan.

Soni juga mencatat satu kebiasaan lain yang kerap dihadapinya saat memandu wisatawan asal Indonesia, yakni molor dari jadwal. ”Misalnya saja sudah oke satu jam, ternyata mundur jadi dua jam,” ujarnya.

Museum patung lilin Madame Tussauds dan MBK Shopping Center yang juga berada di Bangkok menjadi tujuan selanjutnya, tentu saja setelah makan siang di sebuah restoran dengan penyajian prasmanan. Kami, sekali lagi, bertemu dengan banyak wisatawan dari Indonesia.

Mereka antara lain berasal dari Medan, Jakarta, dan Bandung yang datang berombongan. Sebagian menggunakan jasa penyedia paket wisata dengan penerbangan promo, seperti salah seorang turis asal Medan yang membeli paket seharga Rp 3,5 juta untuk kunjungan empat hari.

Pentas para penari Calypso Cabaret menjadi penutup kegiatan jalan-jalan yang sangat padat dan dilakukan sejak pagi hingga malam itu. Pertunjukan di Asiatique The Riverfront itu dibawakan sebagian penampil transjender dengan sebagian lakon yang ditunjukkan secara jenaka.

Penonton pentas itu merupakan wisatawan yang berasal dari sejumlah negara. Mereka terlihat antusias menanti giliran masuk untuk menonton pertunjukan tersebut.

Pemandu

Cenderung banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Thailand tidak lepas dari promosi yang gencar. Selain itu, kata Anchalaa, semua orang seperti diperbolehkan untuk memasuki wilayah Thailand.

Itu masih ditambah dengan biaya berwisata ke ”Negeri Gajah Putih” tersebut yang terbilang relatif murah. ”Karena itu, pada tahun 2012 tercatat lebih dari 20 juta wisatawan berkunjung ke Thailand sekalipun pada saat yang sama sedang terjadi krisis keuangan di sejumlah negara,” kata Anchalaa.

Jumlah kunjungan yang demikian besar tentu membutuhkan banyak pemandu wisata. Namun, menurut Anchalaa, hal itu tidak membuat standar perekrutan pemandu wisata berkurang. Justru syarat untuk menekuni profesi itu kini diperketat, yakni harus lulusan perguruan tinggi jurusan pariwisata. Sebelumnya, ujar Anchalaa, syaratnya hanya lulusan perguruan tinggi.

”Syarat lainnya, mereka yang jadi pemandu wisata ialah orang Thailand dan bisa baca tulis aksara Thai,” kata Anchalaa. (Ingki Rinaldi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com