Untuk menikmati kedua pemandian air panas itu, setiap orang hanya butuh mengeluarkan uang Rp 5.000.
Ketika sudah bosan berendam, atau bagi wisatawan yang datang tetapi tidak ingin berendam, fasilitas karaoke disiapkan pengelola kedua pemandian air panas. Kegemaran orang Ambon dan Maluku pada umumnya untuk menyanyi memang coba dimanfaatkan pengelola guna menarik wisatawan.
Untuk menyanyi pun tidak perlu mengeluarkan banyak uang. Setiap lagu yang dinyanyikan hanya membayar Rp 2.500. Beragam jenis lagu tersedia, mulai pop Ambon sampai dangdut.
Abdul Karim mengatakan, pemandian yang nyaman berikut fasilitas hiburan karaoke bisa menarik banyak wisatawan untuk berkunjung. Pada akhir pekan saja, misalnya, Sabtu atau Minggu, jumlah pengunjung bisa 700 orang. ”Jumlah ini bisa dua kali lipat lebih banyak saat libur hari raya, seperti Lebaran, Natal, atau Tahun Baru,” ujarnya.
Jena juga mengakui hal yang sama. Lebih dari 500 wisatawan bisa datang pada Sabtu atau Minggu. Jumlahnya akan lebih banyak lagi saat libur hari raya.
”Wisatawan yang datang tidak hanya wisatawan dari Ambon atau daerah lain di Maluku. Banyak pula dari daerah lain di luar Maluku, bahkan dari luar negeri. Turis asing yang datang kebanyakan dari Belanda,” kata Jena.
Turis asing biasa datang mulai September sampai Desember setiap tahun. Jadilah di laut, di pantai, di sungai, dan di banyak titik lain, air panas alami menyembur di Tulehu. Tidak keliru jika Tulehu disebut sebagai negeri air panas alami. (A Ponco Anggoro)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.