Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hokkaido, antara Salju dan Suku Ainu

Kompas.com - 03/08/2013, 10:02 WIB

Kini, Anda dapat menyaksikan suku Ainu di Porotokotan, distrik Shiraoi, sekitar 100 kilometer arah selatan Sapporo. Di kawasan yang berada di tepi Danau Poroto itu dibangun replika perkampungan masyarakat Ainu. Ada lima rumah adat serta satu museum. Di dalam museum tersebut dipajang rangkaian perjalanan hidup manusia Ainu sejak ratusan tahun silam. Di sana pula selalu dipentaskan berbagai atraksi budaya suku ini.

Di masa silam, masyarakat Ainu termasuk kelompok yang senang berburu dan peramu. Mereka gemar menangkap ikan salmon dan mahir berburu beruang. Bahkan, kulit ikan salmon diolah jadi bahan baku sepatu dan dagingnya diasapi sehingga bisa disimpan untuk waktu lama.

”Wisatawan yang ke Hokkaido umumnya menyempatkan diri mengunjungi Porotokotan. Di sini mereka melihat kehidupan suku Ainu dan menemukan sisi lain dari sejarah masyarakat Jepang,” kata Masayo Fuji, pemandu wisata.

Berdasarkan data Museum Ainu di Porotokotan, jumlah masyarakat Ainu lebih kurang 26.700 orang. Sekitar 24.000 orang di antaranya menetap di Hokkaido dan sisanya berdomisili di Tokyo. Namun, jumlah itu diyakini masih sedikit sebab hingga saat ini masih ada orang Ainu yang menyembunyikan identitasnya.
Pesona wisata

Hokkaido juga memiliki ratusan lokasi permandian air panas. Salah satu lokasi yang terkenal yakni Noboribetsu. Di wilayah ini, tempat pemandian air panas yang terbuka untuk umum tersebar di beberapa tempat, di samping ada yang eksklusif.

Noboribetsu juga menawarkan pemandangan indah pegunungan berapi. Di Jigokudani (Hell Valley), misalnya, pelancong disuguhi pemandangan gunung berapi dengan kawahnya yang masih aktif mirip Tangkubanparahu di Jawa Barat. Pelancong juga dapat menikmati indahnya danau kaldera dari puncak Gunung Kuttara dengan kereta gantung.

Di Taman Nasional Shikotsu-Toya itu juga terdapat Taman Beruang Noboribetsu, yang jadi pusat konservasi beruang coklat hokkaido (Ursus Arctos Yesoensis). Taman yang dibangun pada tahun 1958 itu terletak di puncak ”pegunungan beruang” yang berada jauh di dalam hutan di area Danau Kuttara.

Awalnya pihak taman tersebut memelihara delapan beruang coklat. Berkat ketekunan dalam pemeliharaan dan perawatan, kini satwa yang didewakan masyarakat suku Ainu tersebut mencapai sekitar 2.000 ekor. Berat badannya 340-410 kilogram.

Suasana dan pesona serupa juga tampak di Toya-Usu Global Geopark, obyek wisata Gunung Usu dan Danau Toya dengan Pulau Nakajima di tengahnya. Dari Usu Outer Rim Observation Platform, pelancong menggunakan kereta gantung menuju puncak taman nasional. Dari sana tampak gunung dan danau yang terbentuk akibat letusan Gunung Usu, Gunung Showa Shinzan yang terbentuk setelah letusan tahun 1943.

”Kami sengaja menata lokasi ini agar pengunjung dapat menikmati pemandangan,” ujar Mimatsu Yasushi, Kepala Promosi Perdagangan, Industri, dan Pariwisata Toya-Usu Global Geopark. Di Toya-Usu Geopark juga dipelihara beruang coklat hokkaido.

Hokkaido juga terkenal dengan menu kepiting yang berukuran besar. Tekstur dagingnya yang lembut dan sedikit manis sungguh mengundang selera makan. Itu dilengkapi lagi dengan ishikari, sup khas Hokkaido. Di dalam sup ini ikan salmon direbus bersama sayuran, tahu, serta konnyaku yang dibumbui miso. Sup salmon ini merupakan hidangan favorit masyarakat Ainu di masa silam. Itulah Hokkaido, dan Anda layak mengunjunginya. (Jannes Eudes Wawa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com