Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menu Buka di Pantura, Nasi Jamblang atau Empal Gentong?

Kompas.com - 04/08/2013, 11:11 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com — Kota Cirebon di Jawa Barat merupakan kota yang dilalui pemudik dari barat ke timur Pulau Jawa. Jika sampai di kota itu pada jam buka puasa, kiranya pemudik dapat singgah sejenak mencicipi kuliner khas menggugah selera. Tinggal pilih, nasi jamblang atau empal gentong?

Nasi jamblang berasal dari sebuah desa dengan nama yang sama di salah satu sudut Cirebon. Zaman penjajahan, nasi jamblang diperuntukkan bagi pribumi yang dijadikan budak untuk pembangunan jalan Anyer-Panarukan oleh Daendels.

Namun, seiring dengan zaman, nasi jamblang mulai dijadikan penganan khas Cirebon yang mudah dijumpai di setiap sudut jalannya. Nasi terbungkus daun jati agar tetap pulen dan hangat dengan lauk pauk berupa telur, paru, tempe, cumi-cumi atau bahasa setempatnya blaukatak, sambal dan disajikan prasmanan jadi ciri khas nasi jamblang.

"Kalau di Jawa (Yogyakarta) mungkin angkringan. Hanya mungkin beda ceritanya saja," ujar Parti (46), salah satu penjual nasi jamblang di Cirebon.

Untuk ukuran standar, sekali makan dengan menu satu nasi, dua jenis lauk pauk serta es teh manis, pengunjung hanya membayar Rp 10.000 saja. Jikapun Anda tak tahan ingin mencicipi lauk lainnya, paling mahal harganya Rp 18.000.

Daging dan kuah dalam gentong

Selain nasi jamblang, hidangan nikmat lainnya yang bisa dijadikan pilihan berbuka adalah empal gentong. Apa itu? Empal gentong adalah makanan sejenis gulai bersantan yang dipenuhi daging sapi. Karbohidratnya pun dapat dipilih, bisa dari lontong atau sepiring nasi hangat yang masih berasap.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Hidangan empal gentong di warung makan milik Ani di Jalan Raya Indramayu-Cirebon, Eretan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (5/7/2011). Empal gentong adalah kuliner berupa daging sapi dengan kuah yang merupakan makanan khas setempat yang bisa didapat di sepanjang jalur pantai utara dari Indramayu menuju Cirebon.
Haji Suma, ahli waris kedua dari ayahnya, Mang Darma, salah satu penjual empal gentong terkenal di Cirebon, menuturkan soal empal gentong. Dinamakan empal gentong karena daging sapi, yakni babat, paru dan daging, direbus dalam gentong atau kuali dicampur santan dan rempah. Setelah masak, daging baru ditiriskan agar bisa dipotong kecil-kecil dan disajikan bersama kuah.

"Bumbu kuahnya kaya rempah, ada kunyit, kemiri, bawang merah, cengkeh, pala ketumbar, klabet, semua digiling lalu direbus bersama air," ujarnya.

Untuk mendapat seporsi empal gentong dengan kuah dan nasi yang masih mengepul, Anda hanya merogoh kocek sebesar Rp 15.000 seporsinya. Tentunya, hidangan ini cukup untuk menambah tenaga melanjutkan mudik ke kota tujuan dan bertemu keluarga.

Kedua jenis kuliner khas Cirebon ini sangat mudah ditemui. Di Jalan Raya Kemlaka, Plered, jalan yang menjadi akses utama, baik kendaraan roda dua mapun roda empat yang ingin menuju Tegal, banyak yang menjajakan kedua jenis kuliner sedap tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com