Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ringkas, Jenaka, Mengena

Kompas.com - 05/08/2013, 08:42 WIB
PERNAH mendengar nama-nama jajanan seperti combro, cilok, batagor, atau colenak? Semua nama-nama itu sejatinya ringkasan, penamaan jenaka yang mudah diingat dan selalu enak diucap.

Entah ada berapa makanan kecil yang dinamai dengan menyingkat cara menyantap atau mengolahnya. Cireng, misalnya, singkatan dari aci (bakso berbahan tepung tapioka) digoreng. Cilok, singkatan dari aci dicolok, menggambarkan cara menyantap aci dengan dicolokkan ke sambal kacang. Hmmm....

”Urang Sunda memang begitu. Penamaan makanan lawas seperti combro saja berasal dari ’oncom di jero’. Maksudnya, ya bola adonan singkong berbumbu yang isinya oncom. Saingannya, misro, dari ’amis di jero’. Sama, berupa bola adonan singkong berbumbu, tetapi isinya amis alis gula kelapa atau gula aren,” kata warga Cibatu, Garut, Jawa Barat, yang penggemar combro, Agus Hermawan (38).

KOMPAS/PRIYOMBODO Colenak Murdi Putra Bandung yang menawarkan tiga rasa, yaitu original, nangka, dan durian.
Ada berderet lagi nama makanan kecil yang berasal dari singkatan, beberapa biasa ditemukan sebagai jajanan sekolah di Jabar. Nama singkatan yang paling terkenal adalah ”batagor”. Penamaan itu begitu terkenalnya hingga tak banyak lagi orang menyadari kalau ”batagor” adalah singkatan dari ”bakso tahu goreng”. Yang terkenal lainnya, ”colenak”, yang nama panjangnya ”dicocol enak”.

Barangnya? Berupa peuyeum alias singkong yang diragi menjadi tape, dibakar, lalu disantap dengan dicocolkan ke gula kelapa atau gula aren. Dengan dicocol, jadi enak, kan....

Tak hanya beranak jadi singkatan, makanan kecil di Sunda bisa bercucu dalam bentuk singkatan. ”Combro” yang asal-usulnya ”oncom di jero” ini sudah punya turunan, yaitu ”comet” yang berarti combro lemet. Barang satu ini adalah porsi mini dari combro. Bandingannya, dengan Rp 500 dapat sebutir combro sebesar setengah kepalan tangan, atau empat-lima butir comet sebesar seruas ibu jari. Pilih mana?

Segala jurus meringkas itu tak punya kebakuan. Menurut Agus, nama ringkasan bakal populer kalau aneh, mudah diingat, sekaligus enak diucap. Itu kenapa banyak singkatan yang dipelintir agar bunyinya enak. Sebut saja jajanan baru Garut, ”chocodot”.

KOMPAS/SUSI IVVATY Penjual combro makin bertebaran di Jakarta. Makanan khas Sunda itu biasanya dijual bersama misro. Sobirin merupakan satu dari ratusan pedagang combro di Jakarta. Tampak Sobirin meracik combro didampingi Pandi, karyawannya.
”Chocodot”, yang diucapkan sebagai ”cokodot” adalah ringkasan dari ”chocolatte dodol garut”. Seperti namanya, makanan ini memang berupa dodol garut ”jadul” yang kondang itu. Imbuhan ”choco” tersemat pada namanya, karena dodol ini memang dibaluri cokelat.

”Kalau disingkat jadi chocodol, tidak enak didengar, tidak enak diucapkan. Jadilah dia dipelintir menjadi ’chocodot’, enak, kan, jadinya,” kata Agus tertawa.

Budayawan Sunda, Acep Zamzam Noor, membeber bahwa orang Sunda yang berpikiran praktis dan apa adanya memang suka menamai segala sesuatu berdasarkan fakta empiris barang yang dinamai.

”Jangankan nama makanan, penamaan tempat saja seperti itu. Apa yang tertangkap oleh panca indera dijadikan nama begitu saja. Misalnya, Legok Hangseur, nama desa yang arti harfiahnya ”kubangan pesing”. Ada lagi tanjakan di Banjarnegara yang dinamai Tembong Kanjut, seolah kalau orang bersarung jalan di tanjakan itu bakal terintip, karena terjalnya jalan itu. Penamaan apa pun memang kerap sesuai fakta empirisnya, atau perumpanan fakta empirisnya,” kata Acep.

KOMPAS/LASTI KURNIA Sejak dibuka tahun 1985, Batagor Riri tetap ramai dikunjungi pembeli.
Fenomena itu, menurut Acep, berakar kepada egaliternya masyarakat Sunda, yang apa adanya dan tak gemar berumit-rumit mengabstraksi fakta yang sudah jelas.

”Itu kejujuran dan keterusterangan urang Sunda. Ini ciri khas masyarakat Sunda kebanyakan, yang memang tak mengenal pelapisan dan tingkatan sosial,” kata Acep. (Aryo Wisanggeni dan Yulia Sapthiani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com