Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Safari Cisarua Luncurkan Wahana Komodo

Kompas.com - 09/08/2013, 18:36 WIB
BOGOR, KOMPAS.com — Lembaga konservasi satwa di luar habitat asli Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor, meluncurkan "Komodo Dragon Island" guna menyambut libur Lebaran 2013.

"Pada era modern saat ini, presentasi satwa tidak hanya sekadar penampilan saja, tetapi harus mampu mengangkat sisi budaya, ekologi, edukasi, dan memberikan hiburan yang yang sehat, itulah yang kami ingin sampaikan melalui wahana ’exhibition’ (ruang pamer besar) Komodo ini," kata Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Jansen Manansang di Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/8/2013).

Ia menjelaskan sebagai negara dengan julukan "Mega Biodiversity", Indonesia patut berbangga karena memiliki banyak sekali keanekaragaman hayati yang tidak akan pernah ditemukan di belahan dunia manapun.

Di kawasan Indonesia timur, khususnya di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, masih terjaga kadal terbesar di dunia yaitu Komodo.

"Komodo diyakini adalah satwa peninggalan zaman purba yang masih tersisa menempati kawasan kecil di kepulauan Nusa Tenggara Timur," katanya.

Dikemukakannya bahwa satwa Komodo sangat unik, yakni mempersenjatai dirinya dengan liur yang banyak mengandung bakteri. Kurangnya persaingan predator di habitatnya, katanya, membuat komodo tumbuh meraksasa.       

Masyarakat di Pulau Komodo meyakini bahwa mereka masih satu keturunan dengan satwa tersebut, sehingga mereka bisa hidup berdampingan dengan damai bersama satwa tersebut.

"Keunikan tersebut yang berusaha ditangkap oleh Taman Safari Indonesia dengan adanya wahana tersebut," katanya.

Ia menjelaskan dengan luas sekitar 2.000 meter persegi, wilayah bangunan dan sekitarnya  terlihat megah, dengan kolaborasi antara satwa dan budaya, juga dipadu dengan toko cendera mata dan kafe.

"Kami berusaha mengedukasi pengunjung, tanpa pengunjung menyadarinya. Sehingga kami membuat seolah-olah ada lorong tambang, rumah adat, dan tentu saja kandang pamer komodonya," katanya.

Tanpa disadari, kata dia, pengunjung akan teredukasi mengenai rusaknya ekosistem akibat pertambangan, kemudian mereka harus menghargai satwa endemik Indonesia dan seterusnya. Wahana itu dirancang secara modern dan yang terbaik di dunia.

"Kandang pamer dirancang dengan konsep ’green’ sehingga mampu menyerap energi matahari sebanyak-banyaknya," kata Jansen.

Untuk mengatasi cuaca yang berbeda antara TSI dengan habitat aslinya di Pulau Komodo, kandang pamer dilengkapi dengan pemanas ruangan, pengatur kelembapan, pasir khusus serta tempat-tempat bertelur sehingga komodo yang ada dalam kandang pamer tersebut betul-betul merasa di habitat aslinya.

Ia mengakui bahwa wahana itu dirancang sedemikian rupa dan dikerjakan sendiri oleh staf Taman Safari Indonesia dan diharapkan akan bertahan untuk waktu yang lama. Meski demikian, unsur yang paling utama dalam pembangunan sebuah wahana semacam itu, yaitu kesejahteraan satwa tetap mendapat prioritas utama.

"Wahana Komodo ini berkelas dunia dan merupakan suguhan menarik untuk mengisi liburan Lebaran tahun 2013 ini," katanya.

Sementara itu, Humas TSI Cisarua Yulius H Suprihardo menambahkan wahana Komodo itu merupakan sajian menarik setelah pekan lalu TSI Cisarua mendatangkan sebanyak 17 unta punuk dua (Camelus bactrianus) dari Kebun Binatang Nasional di Moldova, yakni Capital Kishinew.

Menurut dia, kini masyarakat dapat membedakan antara unta Arab (punuk satu) dan unta punuk dua yang berasal dari Asia Tengah.

"Sebagai obyek wisata nasional Taman Safari Indonesia Cisarua siap memberikan suguhan menarik dan edukatif untuk masyarakat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com