Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sorak-sorai Perjuangan di Jalan-jalan Jakarta

Kompas.com - 17/08/2013, 13:49 WIB
Tri Wahyuni

Penulis

Museum tersebut terlihat rapi dan terawat dengan baik. Setiap sudutnya ditata apik. Diletakkan juga kursi-kursi tambahan agar pengunjung kecapaian dan duduk sembarangan. Suasana terasa lebih nyaman lagi dengan adanya pendingin udara yang sejuk. Membuat kaki ini sulit beranjak.

Sempat mengganggu lalu lintas

Rombongan pawai bertambah banyak. Barisan pun bertambah panjang. Rombongan yang sejak awal memakai setengah badan jalan semakin membuat panjang antrean kendaraan. Adanya aparat yang mengatur lalu lintas membuat kondisi tetap aman dan tidak semrawut, tetapi tetap saja pengguna jalan harus lebih bersabar untuk membiarkan kami melanjutkan napak tilas.

Saya sempat menemui beberapa pengendara sepeda motor yang menggunakan jalan kala itu. Ada yang merasa terganggu, ada juga yang tidak. "Ya, lumayan terganggu sih," kata Dwi, seorang pengendara motor yang sudah lima menit menunggu antrean barisan.

Lain halnya dengan Jono dan Elena. Mereka tidak merasa terganggu walaupun sudah menunggu selama 10 menit. "Ini kan setahun sekali," tambah Jono. Tidak jarang juga pengendara mobil yang mengurangi lajunya untuk sekadar mengabadikan pawai napak tilas.

Tugu Proklamasi

Setibanya di Taman Proklamasi peserta langsung berbaris di pelataran Taman Proklamasi. Sambil melepas lelah, kami disuguhkan dengan aksi teatrikal. Aksi teatrikal tersebut menceritakan tentang perjuangan melawan penjajah. Para aktor memainkan bambu runcing dengan penuh penjiwaan, seolah-olah penjajahlah yang sedang berada di hadapannya.

Di antara tamu kehormatan yang datang, ternyata datang juga putri salah satu proklamator, yaitu Meutia Hatta. Dengan berpakaian nuansa merah putih, beliau menyampaikan pesannya untuk generasi muda.

"Dulu orangtua kita yang berjuang. Nah, sekarang ini kalian yang membangun negeri. Merdeka itu adalah menikmati, mempunyai negeri, dan bisa hidup di negaranya sendiri," pesan Meutia Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com