"Persiapan menyambut pemilihan putri dunia pada 4-15 September dan pertemuan APEC dijadwalkan 1-8 Oktober, selama ini lebih terfokus ke perbaikan dan pembangunan infrastruktur," katanya, Minggu (18/8/2013).
"Sayang sekali, ada satu hal kecil yang akan berdampak besar yang terlupakan, yakni penataan taman, kebersihan lobi, fasilitas toilet dan hospitality di pusat-pusat belanja seperti supermarket, minimarket, mal, restoran, cafe, bar, rumah makan, dan pasar seni," ujar Eka yang tengah mengikuti studi program doktor (S3) pariwisata di Universitas Udayana.
Wakil Sekjen PHRI Bali itu memberi contoh di Singapura, Kualalumpur, Hongkong, Milan atau Paris serta pusat-pusat wisata belanja dunia lainnya, yang mengedepankan penataan yang menarik guna mendatangkan pengunjung.
"Jika kita jalan-jalan ke pusat belanja di beberapa negara tersebut akan terlihat penataan yang menarik untuk mendatangkan pengunjung, baik masyarakat lokal maupun wisatawan," ucapnya.
Dia mengibaratkan pusat belanja sebagai "rumah kedua" bagi turis, sehingga perlu ditata sebagai bagian dari atraksi wisata. Rumah pertama di destinasi adalah bandar udara.
Pusat belanja sebagai rumah kedua menyediakan makan dan minum bagi wisatawan. Rumah ketiga adalah obyek wisata, dan yang keempat sarana akomodasi.
"Ibarat rumah yang sesungguhnya, maka di destinasi itu seharusnya mampu menyediakan fasilitas seperti di rumah sendiri. Rumah identik dengan tempat yang menyiapkan rasa aman, nyaman dan hiburan yang menyenangkan," katanya.
Diibaratkan sebagai rumah sendiri, menurut Eka, maka pusat-pusat belanja semestinya menyiapkan fasilitas yang memberikan kenyamanan, keamanan, kebersihan dan hiburan.
Dalam ranah tourism event, penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penting dunia di destinasi dapat menjadi sarana promosi. Melalui penyelenggaraan kegiatan-kegiatan besar, pusat-pusat belanja dapat berbenah menyiapkan kebutuhan pengunjung atau wisatawan.
"Membuat atraksi menarik melalui berbagai kerja sama dengan sponsor/pemasok, dapat menjadikan pusat-pusat belanja lebih semarak dan meriah," katanya.
Hal-hal lain yang dapat dilakukan oleh pusat-pusat belanja adalah selalu memerhatikan keindahan taman, kebersihan halaman/fasilitas, ketersediaan tempat parkir, pusat informasi, dan tenaga kerja profesional.
"Faktor-faktor penunjang yang menarik pengunjung, hendaknya menjadi perhatian manajemen perusahaan, agar harapan Bali menjadi destinasi wisata favorit dapat berkesinambungan," kata Eka.
Di Denpasar dan Badung yang membawahi kawasan wisata elite Nusa Dua, ada banyak pusat belanja yang sangat potensial menjadi target kunjungan wisatawan.
"Yang perlu diperhatikan adalah memonitor faktor-faktor yang mempengaruhi pusat belanja menjadi pusat hiburan. Dengan perhatian yang lebih, pusat-pusat belanja dapat menjadi pendukung Bali dari sisi pencitraan destinasi," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.