Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendongkrak Tour de Singkarak

Kompas.com - 20/08/2013, 08:31 WIB

Ada tiga masukan utama yang disampaikan ASO sebagai evaluasi penyelenggaraan TdS 2013, yakni soal peningkatan kelas, jadwal lomba, dan etape. ASO menekankan TdS harus segera menaikkan kelas ke 2.1.

PB ISSI sebagai induk olahraga balap sepeda di Indonesia disarankan segera mengajukan permohonan kenaikan kelas kepada Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI). ASO bahkan telah mengirimkan contoh surat permohonan peningkatan kelas. ASO juga bersedia mendampingi dan memberikan rekomendasi.

Menurut Robin, dengan riwayat panjang sebagai penyelenggara TdF dan berbagai lomba balap sepeda kelas dunia lainnya, suara ASO diperhitungkan oleh UCI. Ini diharapkan memudahkan jalan Indonesia memperoleh izin dari UCI.

Penting juga untuk menjadwal ulang waktu lomba. Terakhir, TdS digelar pada 2-9 Juni 2013 yang diikuti 22 tim dengan 16 di antaranya tim asing. Hindari penyelenggaraan yang bersamaan dengan musim panas di Eropa karena Tour de France dan beberapa tur dunia lain yang masuk agenda wajib pebalap dunia diselenggarakan pada musim ini. Mereka justru membutuhkan balapan di waktu yang bersamaan dengan musim dingin karena sekaligus untuk ajang latihan.

Bulan Februari hingga Maret, menurut Robin, menjadi waktu ideal untuk penyelenggaraan TdS. Tentu saja setelah memperhatikan jadwal lomba di Australia dan Tour de Langkawi di Malaysia yang biasanya disambangi para pebalap sepeda. TdS diharapkan masuk pertimbangan sebelum mereka kembali ke Eropa. Tim-tim ini sudah harus diundang sejak September sebelumnya. Namun, diakui Robin, untuk ini penyelenggara harus menyediakan tambahan dana pengganti biaya transportasi. Besarnya 1.500 euro hingga 2.000 euro per tim.

Dari segi persyaratan akomodasi, menurut Robin, hotel-hotel yang ada di Padang dan Bukittinggi sudah mencukupi. Tidak perlu ada hotel berbintang di setiap daerah yang menjadi tempat start atau finis etape. Rute bisa diatur agar pebalap cukup menginap di Padang atau Bukittinggi karena untuk setiap hari gonta-ganti hotel juga merepotkan dan melelahkan bagi pebalap dan rombongannya.

Kunci kedua adalah rute. ASO menekankan rute harus didesain agar menarik, menantang, tetapi juga tetap memperhatikan aspek keamanan. Etape harus diatur agar memberikan tantangan yang berjenjang tahap demi tahap atau kombinasi dari jalan datar, berbukit, dan pegunungan.

Tidak seperti yang lalu, rute pertama TdS justru menjadi etape tersulit sehingga peserta sudah kepayahan di awal. Para pebalap asing yang baru datang, terutama dari Eropa, membutuhkan adaptasi sehingga ada baiknya etape pertama datar, kemudian semakin memuncak pada etape-etape berikutnya.

Kelok 44 ideal dijadikan puncak etape karena memberikan tantangan tersulit. Sementara Kelok Sembilan yang sempat dimasukkan ke dalam etape disarankan untuk dihapus karena membahayakan pebalap.

”Sebaiknya penentuan rute bukan oleh pemerintah daerah yang daerahnya dilewati etape karena khawatir ada jalur yang membahayakan, seperti Kelok Sembilan,” kata Robin.

Sebagai gantinya, ASO dengan dukungan para ”veteran” TdF bersedia menentukan rute yang layak dan aman dijadikan etape, termasuk penyusunan urutan etape berdasarkan tingkat kesulitan. Dengan catatan, mereka dilibatkan sejak jauh hari. Pada TdS 2013, ASO hanya dikaryakan sebagai validator rute.

WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA Pebalap sepeda Tour de Singkarak 2013 memacu sepedanya melewati Danau Kembar, Solok, Sumatera Barat, Kamis (6/6/2013). Etape 5 balap sepeda Tour de Singkarak 2013 Sawahlunto - Muara Labuh menempuh jarak 138,5 km dengan juara 1 Amir Kolahdozhagh dari team TPT.
Sebagai gambaran demikian detailnya mengatur pekerjaan, ASO mempersiapkan TdF sejak dua tahun sebelumnya. ”Persiapan jauh hari atau mendadak sama saja biayanya. Jadi, lebih baik dipersiapkan sejak jauh hari,” kata Robin.

Selain melihat langsung, penting juga untuk mengadopsi semangat TdF untuk penyelenggaraan TdS, yakni keuletan, ketahanan, dan kerja sama tim yang kompak. TdS yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah membutuhkan kekompakan dan kesamaan visi. Kendala berupa koordinasi berjenjang dan pendanaan yang tidak bisa multiyears tentunya bisa disiasati dengan kemauan yang sama untuk memajukan TdS. (SRI REJEKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com