Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eloknya Palangkaraya dari Bukit Tangkiling

Kompas.com - 22/08/2013, 12:20 WIB
ADA rasa puas menyaksikan panorama utuh Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Napas yang memburu sirna saat usai mendaki dan tiba di puncak Bukit Tangkiling. Minuman dingin yang segar dan angin sepoi-sepoi menggenapkan mantapnya sensasi menikmati keindahan pemandangan indah itu.

Bukit Tangkiling yang berjarak 34 kilometer dari pusat Kota Palangkaraya sudah ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata terpadu unggulan. Para pengunjung juga bisa melihat beberapa jenis satwa, melakukan wisata religi, dan menikmati kegiatan outbound.

Namun, di antara berbagai pilihan, tentu pesona alam yang menjadi andalan Bukit Tangkiling. Pendakian sangat menyenangkan dilakukan pada pagi pukul 07.00-08.00. Rimbunnya pepohonan, seperti meranti, cempedak, pilau, dan rambutan, menyambut wisatawan yang menyusuri pendakian.

Udara pada pertengahan Agustus 2013 itu sangat sejuk. Gumpalan awan menutupi matahari sehingga sinarnya tak terik. Suasana sungguh pas untuk berwisata ke Bukit Tangkiling. Setelah 15 menit berjalan kaki, separuh dari hasil pendakian sudah bisa dinikmati.

Napas lumayan terengah, tetapi tak terasa saat melihat pemandangan berupa hutan di sekitar Palangkaraya, Sungai Rungan, dan Bukit Baranahu. Di lahan terbuka itu, bangku-bangku panjang dan meja kayu tersedia untuk duduk melepas lelah. Perjalanan lalu dilanjutkan dengan berjalan santai.

Tak perlu memaksakan diri berjalan tanpa henti. Setelah sekitar 30 menit saja sejak mulai mendaki, puncak Bukit Tangkiling sudah bisa dicapai. Di tempat yang termasuk Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Tangkiling itu, tampaklah ikon Palangkaraya, yakni Jembatan Kahayan, berwarna jingga.

Infrastruktur sepanjang 640 meter itu berada di atas Sungai Kahayan yang membelah Palangkaraya. Di sisi lain terlihat Bukit Baranahu, Kalalawit, Tabala, Tunggal, Bulan, Buhis, Lisin, dan Liau yang masih termasuk kawasan TWA Bukit Tangkiling. Tentunya, Tangkiling merupakan bukit paling populer di kawasan tersebut.

Wisatawan bisa naik sebongkah batu besar yang berada di puncak Bukit Tangkiling. Di sana, seantero Palangkaraya bisa dilihat dengan leluasa.

KOMPAS/DWI BAYU RADIUS Orangutan terlihat berkeliaran di Pulau Hampapak, di tengah Sungai Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, akhir Maret 2013. Aksi satwa dilindungi itu dapat disaksikan wisatawan yang menikmati paket wisata susur sungai. Paket-paket lain antara lain mengunjungi betang atau rumah khas Dayak, menjelajah Taman Nasional Sebangau, memancing, dan mengenal budaya masyarakat lokal.
Sensasi paling istimewa apa lagi kalau bukan menikmati bekal minuman dingin seraya menikmati panorama yang memukau. Di puncak Bukit Tangkiling dengan tinggi 197 meter di atas permukaan laut (mdpl), beberapa pedagang menjajakan minuman dan makanan ringan.

Saat itu baru terasa mendaki pada pagi hari lebih mengasyikkan. Sebab, sinar matahari kian menyengat saat hari semakin siang. Hawa kembali terasa nyaman pada sore hari mulai pukul 16.00. Namun, wisatawan tentu diburu waktu karena sebelum gelap mereka sudah harus turun.

Jalur menuju puncak bisa ditempuh melalui dua rute utama. Karena itu, jalur pulang dan pergi bisa dilalui tidak dengan trek yang sama agar bisa melihat suasana berbeda. Jalur-jalur itu masih berdekatan dengan pelataran parkir kendaraan bermotor sehingga wisatawan tak perlu berjalan jauh saat mulai mendaki.

Kebun binatang

Bukit Tangkiling ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata terpadu unggulan karena di sana juga terdapat tujuan wisata religi. Biara Pertapaan Karmel dan Pura Hindu Kaharingan dibangun di kawasan itu. Pesona alam kian lengkap dengan kebun binatang mini.

Berbagai satwa bisa dilihat, antara lain binturung, landak, dan kera. Tak jauh dari Bukit Tangkiling berdiri Hotel Rungan Sari yang berkelas. Banyak turis asing menginap di hotel itu. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng mengelola TWA Bukit Tangkiling dengan luas 533 hektar.

Menurut Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Kalteng Berdodi Samuel, wisatawan yang hendak ke Bukit Tangkiling tetapi ingin mencari informasi lebih banyak bisa datang ke kantor resor BKSDA Kalteng atau Anak Himba Outbound. Tempat-tempat itu masih berada di TWA Bukit Tangkiling.

Berdodi menambahkan, di balik keindahan Tangkiling terdapat legenda menarik. Konon, pada zaman dulu hidup seorang anak bernama Tangkiling. Suatu hari, anak kecil itu merengek-rengek kepada ibunya karena kelaparan. Lama kelamaan, sang ibu tak tahan dan naik pitam.

Ia memukul kepala Tangkiling sehingga anak itu berteriak-teriak. Tak kuasa menahan sakit, Tangkiling menangis dan berlari. Ia baru berhenti saat sampai di pelabuhan dan bertemu saudagar kaya yang menaruh kasihan. Nasib baik membuat saudagar itu mengajak Tangkiling berkelana dengan kapalnya.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Jembatan Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Keberuntungan Tangkiling berlanjut hingga ia menjadi anak angkat saudagar. Tangkiling pun memiliki kapal sendiri. Saat Tangkiling dewasa, kapal besarnya berlabuh di suatu daerah. Ia berjumpa dengan perempuan bernama Bawi Kuwu dan mereka jatuh hati.

Tangkiling pun mengajak menikah yang diiyakan Bawi Kuwu. Suatu waktu, Tangkiling dan Bawi Kuwu sedang berduaan. Namun, betapa terkejutnya Bawi Kuwu saat menemukan bekas luka di kepala Tangkiling. Setelah menyimak kisah masa kecil pemuda itu, sadarlah Bawi Kuwu bahwa Tangkiling adalah anaknya.

Dewa-dewa menjadi murka dan mengirimkan kutukan kepada Tangkiling. Ia berubah menjadi batu. Nasib sama menimpa bahtera Tangkiling yang kini menjadi Batu Banama. Batu itu kini bisa dilihat di Bukit Tangkiling. Kisah mengenai asal-usul Bukit Tangkiling mirip dengan Sangkuriang di Jawa Barat.

Wisatawan dari Pontianak, Kalimantan Barat, Rudy Soeratno (30), kagum akan pemandangan dari puncak Bukit Tangkiling. Namun, masih terdapat kekurangan, yakni tidak ada bangunan untuk berteduh. Saat cuaca panas, wisatawan hanya bisa berlindung di balik batu besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com