Pengalaman saya bergabung dengan komunitas Backpacker Murah ternyata cukup menyenangkan, yaitu sebuah komunitas di jejaring sosial, tempat orang-orang yang hobi traveling dengan perencanaan biaya sehemat mungkin.
Bukan berarti mereka para pemilik "kantong kempes" loh, banyak di antara mereka para pekerja muda yang sebenarnya memiliki penghasilan cukup.
Dengan perencanaan yang matang bahkan dengan memanfaatkan teman se-grup yang ada di daerah yang akan kita tuju akan sangat membantu dalam menghemat biaya sebuah perjalanan.
Paling tidak di komunitas tersebut kita bisa tukar menukar informasi dengan sesama anggota, misal informasi tentang lokasi penginapan yang bagus dan murah, transportasi yang efisien. Bahkan tidak jarang teman di kota tujuan sering mempersilakan kita menginap di rumahnya sekaligus menjadi guide selama kita jalan-jalan di sana.
Perjalanan saya dengan mereka kali ini ke Garut, kota di Jawa Barat yang terkenal dengan dodol dan kini memiliki ikon baru yaitu chocodot alias cokelat dodol yang dijajakan dengan kemasan yang sangat lucu dan unik.
Tujuan pertama kami adalah kota Bandung untuk menjemput seorang teman sesama anggota komunitas. Teman yang ternyata Wakil Kepala Sekolah pada salah satu sekolah swasta di Kota Kembang tersebut mempersilakan kami istirahat di rumahnya sebelum esok pagi “cabut” menuju Garut.
Menambah Wawasan
Hanya satu jam lebih perjalanan atau sekitar 46 kilometer dari Bandung kami sudah sampai di Kabupaten Garut. Banyak pilihan obyek wisata di kota yang terkenal dengan domba aduan itu. Namun buat kami selain lari dari kesumpekan Ibu Kota untuk menyegarkan pikiran, menambah wawasan pengetahuan menjadi salah satu tujuan.
Nama Cangkuang sendiri diambil karena di lokasi tersebut dahulu banyak ditumbuhi pohon cangkuang yaitu pohon yang daunnya panjang-panjang seperti pandan dan buahnya mirip buah cempedak.
Dalam komplek cagar budaya tersebut kita bisa melihat sebuah candi Hindu kuno yang di dalamnya terdapat sebuah patung Dewa Syiwa yang diperkirakan merupakan peninggalan abad ke-7.
Candi kecil yang juga dinamakan Candi Cangkuang itu selesai dipugar tahun 1976 hanya memiliki ukuran 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 8,5 m. Terletak di atas bukit kecil, candi ini merupakan satu dari sedikit candi yang ditemukan di tatar Sunda, hingga saat ini belum jelas benar siapa yang mendirikan.
Candi-candi yang ditemukan di Jawa Barat, seperti Candi Batujaya, Candi Bojongmenje, dan Candi Cibuaya umumnya lebih tua di banding candi yang ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.