Mereka datang dari berbagai penjuru Nusantara, meskipun mayoritas berasal dari sekitar Danau Toba. Hari itu, Minggu (21/7/2013), sekitar 1.500 umat Parmalim berkumpul untuk mengikuti ritual Pamaleon Bolon di Sipaha Lima atau yang lebih dikenal dengan istilah Sipaha Lima.
Pamaleon Bolon berarti persembahan besar, sedangkan Sipaha Lima berarti bulan kelima kalender Batak. Ritual Sipaha Lima merupakan bentuk syukur Umat Parmalim kepada Tuhan (Debata) Mulajadi Nabolon atas segala rahmat dan rezeki yang Dia berikan.
Keesokan harinya, acara berlanjut dengan pemanjatan doa dan penyembelihan seekor kerbau (horbo sakti) sebagai persembahan untuk Debata. Daging kerbau mereka masak dan makan bersama. ”Ini daging yang sudah diberkahi Debata,” kata seorang penganut Parmalim.
Ritual Sipaha Lima ditutup dengan panantion yang berisi ceramah keagamaan. ”Keimanan kita harus diterapkan dalam kehidupan. Mari terus berbuat baik,” kata Ihutan Parmalim Raja Marnangkok Naipospos dalam ceramahnya.
Sipaha Lima pun mengajarkan egaliterisme. Apa pun jabatan dan pangkat umat Parmalim, tidak terlihat lagi saat mereka memakai seragam dan sama-sama duduk di lantai halaman Bale Pasogit Partonggoan. (Mohammad Hilmi Faiq)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.