Memasuki kedai es krim LIN Artisan di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, kita tak akan menemukan gerai yang berisi es krim aneka rasa. Dapur terbuka di muka kedai hanya ditandai oleh deretan mesin pengaduk (mikser) dan tabung nitrogen cair berukuran besar. Tak ada pula tester es krim yang bisa dicicipi karena memang tak ada persediaan es krim siap santap. Di sini, es krim baru dibuat ketika dipesan oleh pengunjung.
Ryan Oetari, supervisor LIN Artisan, menjelaskan, penyajian es krim yang dibuat ketika dipesan menjadikan es krim yang dikonsumsi pengunjung senantiasa segar. Dengan demikian, semua bahan pembuat es krim selalu alami tanpa food additive, seperti pengawet, pewarna, perasa buatan, dan bahkan tanpa pengemulsi, baik berupa telur ataupun xanthan gum. Kandungan gula pun bisa dipesan pengunjung sesuai dengan selera. Dengan begitu, keluhan es krim terlalu manis dapat dihindari.
”Sekarang eranya orang senang makan enak, tapi kesehatan tetap jadi prioritas. Orang ingin bahan-bahan yang serba alamiah. Unsur gula pun sekarang jadi kepedulian tersendiri,” kata Ryan.
Ketika pengunjung memesan suatu menu es krim, misalnya Ultimate Chocolate, peracik es krim di dapur segera mencampur semua bahan, yaitu cokelat bubuk, susu segar dan krim, serta gula dalam mikser. Adonan cair itu kemudian dialiri nitrogen cair, yang langsung menjadi gas saat keluar dari selang tabung. Selama mikser bekerja, peracik es krim harus menggunakan ketajaman perasaannya untuk membuka tutup mulut selang demi mengatur volume nitrogen cair yang dialirkan.
Dalam waktu empat menit, adonan cair tadi sudah berubah bentuk menjadi es krim siap santap. ”Kalau nitrogen cairnya kurang, es krim akan terlalu lembek. Kalau terlalu lama, es krim akan terlalu keras,” kata Ryan.
Hari Jumat (23/8/2013), Indira Tantri (33) dan putranya, Almer (5), mampir kedua kalinya di LIN Artisan. Kali ini Indira memesan Beer Pong, yakni es krim berjenis sorbet yang tentu saja diracik dari bir. Sementara putranya menikmati Ultimate Chocolate. ”Rasanya bir banget, segar dinikmati siang-siang begini,” ujar Indira yang rajin mengunggah foto di media sosial Path setiap mampir di LIN Artisan.
Dari 12 rasa es krim yang tersedia, salah satu rasa favorit adalah gelato Ultimate Chocolate, yang teksturnya padat, lembut, dengan rasa cokelat yang pekat. Perbedaan gelato dengan es krim terutama di unsur kepadatannya.
Rasa Indonesia
Menikmati es dengan rasa khas Indonesia tak lagi harus berupa es lilin. Es Krim Gentong bisa menjadi pilihan yang tepat. Sejak berdiri enam tahun lalu dengan hanya berupa gerai sederhana di muka supermarket di kawasan Kelapa Gading, kini di Jakarta Es Krim Gentong telah memiliki tiga kedai, yakni di Kelapa Gading, Sunter, dan Summarecon Mall.
Berdirinya Es Krim Gentong berawal dari kegemasan Yardi Limas yang amat menggemari es krim, tetapi kesulitan mendapatkan es krim bercita rasa Indonesia yang benar-benar enak. Yardi akhirnya berusaha membuat es krim sendiri dan terwujudlah Es Krim Gentong dengan tiga macam rasa, yakni durian, nangka, dan cokelat.
Lama-kelamaan varian rasa terus berkembang menjadi sepuluh rasa, di antaranya avokad (alpukat), nangka, kopi, dan kurma. Semua bahan utama es krim pun berasal dari bahan alami tanpa perasa buatan.
Rasa kurma tersebut tercipta atas permintaan Kedutaan Besar Amerika Serikat yang memesan es krim untuk perayaan The Fourth of July, hari kemerdekaan AS. ”Sekarang kami tengah berusaha mengembangkan rasa baru, seperti ketan hitam dan kacang merah,” kata Yardi.
Di kedai, kita bisa menikmati aneka racikan es krim dengan perpaduan yang tak biasa. Jika kita biasa menemui menu es krim banana split, di kedai Es Krim Gentong yang tersaji adalah pisang goreng dengan es krim yang rasanya dapat dipilih sesuka hati. Sementara menu es teler hadir berupa dua scoop es krim rasa alpukat dan nangka, kelapa muda, kolang-kaling, dan agar-agar jelly, es serut, dan siraman susu kental manis.
Kalau sudah es krim, siapa yang sanggup menolak? Sluurrpsss.. (Sarie Febriane)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.