Mak Yuniar (60) sejak pagi hari sibuk memasak singgang ikan bilih di pekarangan rumahnya di Nagari Sumpur, di tepian Danau Singkarak, Sumatera Barat. Di atas tungku dari batu bersusun dengan arang batok kelapa sebagai bahan bakarnya, bertengger kuali besar berisi santan kental. Pucuk daun ubi kayu, cabe rawit, bawang, asam, dan daun kunyit ikut tenggelam di dalamnya.
Sejurus kemudian, Yuniar menuang ikan-ikan bilih dari Singkarak, danau yang berjarak hanya sepelemparan batu dari rumahnya. Ikan bilih ”berenang-renang” dalam gelegak santan yang menyatukan semua cita rasa menu singgang. Harum santan yang terjerang di atas tungku berjam-jam itu melayang ke udara dan menggedor indera pencecap kelezatan.
Untuk menyajikan singgang dengan 2 liter ikan bilih dan 15 ikat daun pucuk ubi itu, Yuniar memeras santan dari 30 butir kelapa.
Penggunaan santan dalam hidangan ini memang tidak main-main. ”Kalau kelapanya sedikit, masakan tak sedap. Nanti dikira pelit pula oleh tetangga, ha-ha-ha,” ujar Yuniar, yang keahliannya memasak singgang diakui warga di kampung itu. Setiap kali ada acara adat atau kenduri, Yuniar didaulat membuat singgang.
Ini makanan istimewa. Jarang didapati di rumah-rumah makan minang yang tersebar di hampir setiap kelokan jalan. Kita hanya bisa menemukannya di acara-acara kenduri atau pertemuan adat. Siang itu, Yuniar memasak singgang untuk sajian makan bersama di acara pertemuan adat Nagari Sumpur yang membicarakan rencana restorasi lima rumah gadang yang terbakar.
Nyiur melambai
Kelapa, si tanaman pencinta matahari, sejak lama menjadi bagian Nusantara. Pustaka Sansekerta menyebutkan, kelapa telah dikenal di India sedari awal tahun Masehi. Pada kurun yang sama, diduga kelapa juga telah dikenal di Kepulauan Melayu, demikian mengutip tulisan San Afri Awang dalam buku Kelapa, Kajian Sosial Ekonomi (1991).
Salah satu surga kelapa adalah Tanah Sumatera. Dalam perjalanan tahun 1292 hingga 1293, penjelajah Marcopolo terkesima melihat betapa banyaknya pohon kelapa di Sumatera. Kelapa tumbuh mulai di pantai sampai dataran tinggi berbukit.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan