Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Kampung Tradisional Senaru di Lombok

Kompas.com - 08/09/2013, 15:39 WIB
BIASANYA wisatawan yang mengunjungi Pulau Lombok, hampir pasti akan menyambangi tiga gili eksotis di Kabupaten Lombok Utara, yakni Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Di tiga gili ini wisatawan, dalam dan luar negeri menghabiskan waktu berkeliling pulau, berjemur, diving, snorkeling atau menikmati kehidupan malam.

Padahal di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih banyak obyek wisata menarik utuk dikunjungi, terutama kampung tradisional khas Lombok yang belum dikenal wisatawan. Salah satunya yang sekarang lagi "naik daun" adalah Kampung Tradisional Senaru di Kecamatan Bayan.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Kampung Tradisional Senaru di Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Wisatawan yang memilih paket untuk mengunjungi Kampung Tradisional Senaru umumnya memiliki beberapa agenda. Pasalnya Senaru sangat dekat dengan Gunung Rinjani. Wisatawan yang hendak mendaki Gunung Rinjani dan memilih lewat Senaru, pastinya akan melewati kampung tradisional ini.

Senaru berada di ketinggian 700 mdpl. Wajar kalau udaranya terasa sejuk. Di Kampung Tradisional Senaru berdiri beberapa bangunan khas Lombok yang terbuat dari bambu mulai dari tiang, dinding sampai pintu. Sementara atapnya bukan menggunakan genteng tetapi alang-alang yang banyak terdapat di wilayah tersebut. Sedangkan fondasi rumah berupa tanah atau batu.

Deretan rumah-rumah tradisional itu berjejer rapi dalam satu halaman seluas 2 hektare yang memang dikhususkan untuk dikunjungi wisatawan. Ada bangunan yang terdiri dari empat tiang atau disebut sekepat. Ada juga rumah yang terdiri dari enam tiang atau sekenem. Dengan membayar Rp 5.000 wisatawan akan diajak melihat kehidupan warga di kampung tradisional itu.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Kampung Tradisional Senaru di Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Ciri khas rumah Lombok adalah adanya berugaq atau gazebo. Fungsi berugaq adalah sebagai tempat menerima tamu. Berdasarkan keyakinan masyarakat setempat, orangtua biasanya menempati rumah  di sebelah timur berugaq, sedangkan anak-anak tinggal di sebelah barat berugaq. Bila hal ini dilangar dikhawatirkan akan timbul bencana atau penyakit.

Suasana di Kampung Tradisional Senaru masih tetap dipertahankan sampai saat ini. Semua masih serba tradisional. Air untuk kebutuhan sehari-hari diambil dari sumur dan untuk mengambilnya harus menimba terlebih dahulu. Seorang ibu memandikan anaknya di halaman dan air bekas mandi dibuang di halaman. Tidak ada suara musik atau televisi. Anak-anak berlarian atau duduk-duduk sambil ngobrol dengan rekan sebayanya. Satu-satunya barang yang "berbau" modernisasi adalah sepeda motor yang parkir di sebuah rumah.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Warga Kampung Tradisional Senaru di Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Untuk menuju Kampung Tradisional Senaru membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam dari Mataram, ibu kota NTB. Itu pun kalau wisatawan menggunakan kendaraan sewa, bukan angkutan umum. Sangat jarang menemukan angkutan umum selama perjalanan dari Mataram menuju Bayan.

Bagi warga Lombok, perjalanan selama 2,5 jam itu terbilang jauh. Namun sepanjang perjalanan menyusuri pantai barat Lombok, wisatawan akan disuguhkan pemandangan asri pantai-pantai Lombok yang belum tercemar.

Rasa capek selama perjalanan pun sirna melihat alam yang indah. Mendekati Bayan, jika cuaca cerah, Gunung Rinjani akan memperlihatkan keanggunannya sebagai gunung tertinggi di Pulau Lombok. Bila Anda selalu disibukkan dengan urusan rutin sehari-hari, mampir di Kampung Tradisional Senaru akan membuat pikiran kembali rileks dan pikiran diajak untuk kembali ke alam.

Kampung Tradisional Senaru di Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Warga Kampung Tradisional Senaru di Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com