Suku terbanyak adalah suku Dayak Kenyah. Suku ini ciri khasnya memiliki aksesoris sebagai perhiasan tubuh mereka.
Umumnya suku Dayak memiliki perhiasan berupa manik-manik yang terbuat dari batu alam.
Baca juga: Kerajinan Tangan Motif Manik-manik Khas Suku Dayak Tamambalo
Dahulu batu-batu ini dibentuk dengan tangan dan tanpa bantuan mesin. Jadinya warnanya kusam jika dibandingkan dengan manik-manik modern buatan pabrik.
Selain itu, ada juga perbedaan berat di bebatuan dan manik-manik tersebut.
Jika ingin membuktikan bahwa manik-manik tersebut asli dari Suku Dayak atau bukan, maka haruslah dilakukan tes dengan cara membakarnya.
Baca juga: Rahasia Warna Manik-Manik Dayak
Umumnya, masyarakat Dayak khususnya pria Dayak tidak mengenal aksesoris batu lain selain perhiasan manik-manik.
Aksesoris yang umumnya digunakan adalah yang berasal dari hewan perburuan mereka, seperti taring dan gigi beruang, taring babi.
Beberapa suku di Papua menjadikan taring babi sebagai perhiasan dengan menusukkannya di hidung.
Sementara itu, pada Suku Dayak, taring tersebut dijadikan “buah” kalung mereka.
Ciri khas Suku Dayak lain yang unik adalah tato. Tato bagi masyarakat Dayak memiliki makna yang sangat mendalam.
Tato menjadi bagian dari tradisi, religi, dan status sosial seorang dalam masyarakat. Selain itu, bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang.
Baca juga: Sumpit, Senjata Perang Suku Dayak
Oleh karena itu, tato tidak bisa dibuat sembarangan. Semakin banyak tato, "obor" akan semakin terang dan jalan menuju alam keabadian semakin lapang.
Meski demikian, tetap saja pembuatan tato tidak bisa dibuat sebanyak-banyaknya secara sembarangan. Hal ini karena harus mematuhi aturan-aturan adat.
Baca juga: Mengenal Mandau, Senjata Tradisional Suku Dayak
Baik tato pada lelaki atau perempuan, secara tradisional dibuat menggunakan duri buah jeruk yang panjang.
Seiring dengan perkembangan zaman, tato dibuat dengan menggunakan beberapa buah jarum sekaligus.
Hal yang tidak berubah adalah bahan pembuatan tato yang biasanya menggunakan jelaga dari periuk yang berwarna hitam.