Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TN Sebangau, Surganya Orangutan

Kompas.com - 19/09/2013, 09:24 WIB
KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ Ilustrasi: Orangutan.

HARI masih gelap saat orangutan (Pongo pygmaeus) dan owa-owa (Hylobates spp) mulai bangun. Meskipun jam baru menunjukkan pukul 04.00, riuh rendah suara satwa-satwa yang dilindungi itu sudah bersahut-sahutan. Itulah subuh yang semarak di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah.

Suasana kian meriah seiring langit yang semakin benderang dan kicauan burung-burung yang bersahutan. Tampaklah kemudian hamparan hutan dengan hawa nan sejuk. Di Visitor Center atau Pusat Penelitian dan Informasi Kawasan Danau Punggualas, Desa Keruing, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, itu beberapa wisatawan siap bertualang.

Sebangau adalah salah satu taman nasional di Kalteng dengan luas hampir 600.000 hektar. Taman nasional itu berada di tiga daerah, yakni Kota Palangkaraya serta Kabupaten Katingan dan Pulang Pisau. Sebangau menyimpan kekayaan hayati, baik flora maupun fauna.

Selain orangutan serta owa-owa, Sebangau juga menjadi habitat antara lain bekantan (Nasalis larvatus), beruang madu (Helarctos malayanus), macan dahan (Neofelis nebulosa), dan kucing hutan (Felis bangalensis). Satwa yang paling memiliki daya tarik untuk diamati tentu saja orangutan.

Karena itu, para wisatawan tadi berkunjung ke Keruing, desa tempat kamp penelitian orangutan berada. Bangunan tersebut dikelola organisasi konservasi World Wide Fund (WWF). Setelah memasukkan barang-barang yang dibutuhkan ke dalam tas, mereka pun siap menyusuri hutan.

Perjalanan yang awalnya cukup mudah kemudian bertambah sulit ketika harus melangkah di papan kayu. Tak lama kemudian, para wisatawan berjalan di genangan air dan menggunakan tali untuk menarik tubuh dan menjaga keseimbangan. Namun, upaya itu akhirnya tak sia-sia.

Beberapa orangutan terlihat berayun lincah menggenggam dahan-dahan. Seekor orangutan menyambut wisatawan dengan memonyongkan bibirnya. Sungguh lucu sehingga membuat beberapa turis tertawa. Hampir semua wisatawan mengeluarkan kamera untuk mengabadikan momen yang amat berharga itu.

Tentunya, mereka tetap menjaga jarak yang aman dengan orangutan. Meski terlihat jenaka, pengunjung harus tetap waspada karena perilaku orangutan tak bisa diduga. Orangutan bisa saja mengejar tanpa dapat ditebak tujuannya. Alasan dibuatnya ketentuan pengunjung tak terlalu dekat dengan orangutan juga bertujuan agar satwa tersebut tak merasa terganggu.

Kini, populasi orangutan di Kalteng ditaksir sekitar 30.000 orangutan. Sebangau bisa dianggap surga orangutan karena di taman nasional tersebut, populasi hewan ini paling besar di Kalteng, yaitu 6.000-9.000 individu. Meski demikian, faktor keberuntungan sangat menentukan jika hendak melihat orangutan di Sebangau.

Sensasi petualangan

Koordinator Komunikasi WWF Kalteng Nina Nuraisyiah menuturkan, kemunculan orangutan memang tak dapat dipastikan. Namun, pada musim buah, jumlahnya kemungkinan bisa diperbesar. ”Selama November hingga April, orangutan lebih sering muncul di Punggualas,” tuturnya.

Untuk menuju Punggualas, wisatawan harus menumpang minibus dari ibu kota Kalteng, yakni Palangkaraya, ke Desa Baun Bango, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, dengan tarif Rp 80.000 per orang. Lama perjalanan sekitar empat jam. Namun, jangan kaget saat mendekati Baun Bango, jalan aspal berganti tanah. Jalan berdebu yang diapit hutan lebat mewarnai perjalanan.

Sensasi petualangan kian terasa saat mobil meniti jembatan sempit dari sejumlah balok yang disusun. Memang, cukup mendebarkan. Dari sana, perjalanan dari Baun Bango bisa dilanjutkan setelah bermalam. Sebab, perahu yang menuju ke Punggualas berangkat pukul 07.00.

Setelah menumpang perahu dengan jadwal reguler bertarif Rp 50.000 per orang selama sekitar satu jam dari Baun Bango, wisatawan akan tiba di Keruing. Kedatangan ke Punggualas bisa dibantu kelompok masyarakat sadar wisata di Keruing dengan memberi tahu dua atau tiga hari sebelumnya.

Kelompok yang disebut simpul wisata tersebut akan mengantarkan wisatawan menggunakan perahu. Tarif sewanya setiap perahu Rp 150.000. Lama perjalanan dari Keruing ke Punggualas sekitar 30 menit.

Simpul wisata juga bisa menyediakan konsumsi dengan biaya setiap orang Rp 85.000 per hari. Di Punggualas, wisatawan dapat menggunakan bangunan yang dikelola WWF Kalteng untuk beristirahat. Bangunan itu terdiri dari dua kamar tidur yang dapat digunakan tiga orang.

Meski demikian, jika bersedia tidur dengan alas seadanya di lantai, bangunan cukup untuk 12 orang. Tarif masuk Sebangau hanya Rp 3.000 per orang yang bisa dibayar langsung di kantor Balai Taman Nasional Sebangau, Jalan Mahir Mahar Kilometer 1,5 Palangkaraya. Kantor itu tutup pada Sabtu dan Minggu.
Harus ada izin

Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Kalteng Hariyadi menjelaskan, wisatawan juga harus mengurus surat izin memasuki kawasan konservasi dan menyerahkan fotokopi identitas diri. Jika sudah berkunjung, wisatawan bisa melihat tingkah polah orangutan.

KOMPAS/LUKAS ADI PRASETYA Ilustrasi: Orangutan.

Selain Punggualas, turis bisa berwisata ke beberapa desa dengan simpul wisata, yakni Baun Bango dan Jahanjang di Kecamatan Kamipang. Daya tarik desa-desa itu antara lain bermain kano, mengunjungi Danau Bulat, memancing dan memanggang ikan, menyaksikan tarian tradisional, memanen rotan, serta menyadap karet.

Di Jahanjang juga terdapat tempat menginap yang dikelola Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Katingan. Bangunan dengan dua kamar itu bisa disewa dengan tarif Rp 350.000 per hari. Perjalanan ke Jahanjang ditempuh hanya sekitar 15 menit dari Baun Bango.

Di Danau Bulat, terdapat pondok terbuka dari kayu untuk menyaksikan matahari terbenam. Jika cuaca cerah, suasananya sangat pas untuk menikmati pemandangan sambil bersantai. Wisatawan juga bisa berenang.

Keunikan danau, kondisi airnya berbeda-beda. Mulai dari yang hangat, dingin, dan dingin sekali. Keramahan lokal juga sangat dirasakan saat wisatawan diajak bermain sepak sawut (sepak bola yang berasal dari batok kelapa) bersama warga. Apalagi selesai bermain, mereka disajikan nasi hangat dengan bermacam ikan bakar plus sambal. (Dwi Bayu Radius)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber hhhhhhhhhh
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com