Sambil meraut bambu dengan pisau, mereka bercengkrama. Mereka sedang membuat layang-layang pecukan yang berbentuk seperti daun.
Ketua Pengurus Pemuda Bale Banjar Danginpeken, Donny Bramasta, mengawasi teman-temannya membuat layang-layang. "Ini layang-layang tradisional Bali. Ada layang-layang janggan, pecukan, bebean," katanya.
Donny pun memperkenalkan salah satu layang-layang terbesar warga Danginpeken, layang-layang janggan atau naga sepanjang sembilan meter. "Ini dibuat sampai ekornya, panjang sembilan meter. Layang janggan ini pakai hiasan juga, ada topeng," jelasnya.
Untuk membuat layang-layang janggan sebesar itu, mereka butuh waktu hingga dua bulan.
Sementara layang-layang jenis lain seperti bebean, ikan sepanjang lima meter, paling cepat bisa mereka selesaikan dalam sepekan.
"Biasanya pakai bambu yang tua. Lalu diolesi minyak tanah supaya enggak dimakan rayap," jelas Wayan Wirana (42), Sekretaris Banjar Danginpeken.
Layang-layang tradisional Bali biasanya dibuat dengan bambu serta kain dengan warna dan ukuran sesuai kebutuhan.
Kadang para pembuat layang-layang menambahkan hiasan, seperti topeng pada layang-layang janggan raksasa yang sedang mereka buat.
Mereka juga membuat layang-layang yang bisa dibongkar pasang untuk memudahkan pengangkutan layang-layang ke lokasi yang digunakan untuk menerbangkan layang-layang.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan