Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Green Hotel" Menekan Pemanasan Global

Kompas.com - 26/09/2013, 16:56 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan iklim global rupanya berdampak pada banyak sektor termasuk pariwisata. Oleh karenanya, sebagai pemangku kepentingan bidang pariwisata nasional, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengambil tindakan dalam mewujudkan pembangunan kepariwisataan ramah lingkungan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pengestu bersama Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim Rachmat Witoelar, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Suryo Bambang Sulisto, dan Direktur Eksekutif Yayasan WWF Indonesia Efransjah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang bertujuan mengembangkan dan mengimplementasikan pembangunan pariwisata berkelanjutan rendah karbon.

"Perubahan iklim adalah urusan semua orang karena diakibatkan oleh manusia dan hanya manusia yang bisa menahannya," ujar Rachmat Witoelar di Gedung Sapta Pesona, Kamis (26/9/2013).

Nota kesepahaman dalam waktu 2 tahun (2013-2015) dengan memiliki beberapa cakupan kegiatan yang menjadi fokus dan prioritas.

Menurut Mari, salah satu rencana konkret yang akan dilakukan adalah dengan membangun green hotel serta menekan emisi karbon yang dihasilkan oleh transportasi yang menjadi akomodasi penting dalam pariwisata.

"Dalam pembangunan hotel mendatang, harusnya sudah ada standar-sandarnya seperti apa yang ramah lingkungan," kata Mari.

Adapun beberapa standar green hotel, Efransjah menjelaskan yakni dalam pembangunan hotel tidak mengubah lanskap lingkungan daerah setempat.

"Pembangunan hotel tidak mengubah lanskap lingkungan tempat tersebut di mana daya dukung lingkungannya itu bisa menampung keberadaan hotel itu," ujar Efransjah.

Menurut dia, dalam melakukan eksploitasi daerah sekitar tempat hotel dibangun misalnya dalam penggunaan air, tidak boleh berlebihan, haruslah sesuai dengan kemampuan ketersediaan air di tempat tersebut. "Selain itu, juga perlu diperhatikan kelestarian air yang ada di sekitar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com