Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Betawi "Punye Cerite"

Kompas.com - 30/09/2013, 13:35 WIB
Orang-orang Betawi bercerita tentang ”kampung” mereka lewat batik. Mereka ”rindu” ondelondel, kembang kelapa, ”ngangon kebo”, demenan di bawah pohon sawo, hingga kerak telor.

Betawi masa lalu dan kini tumpah di atas pelangi kain-kain batik di ruang tamu Ernawati (24), di Kampung Kebon Kelapa, Tarumajaya di perbatasan Bekasi, tak jauh dari situs rumah Si Pitung. Ruang tamu itu merangkap kamar pajang ratusan batik produksi Seraci Batik Betawi milik Ernawati.

Di selembar batik biru, Tugu Monas menjulang berkelir jingga. Di helai kain lain muncul Jembatan Semanggi sebagai ikon metropolitan Jakarta.

Namun, dalam kain-kain batik tersimpan pula kepingan ingatan masa lalu orang-orang Betawi. ”Nah, ini gambar demenan,” ujar Ernawati. Perempuan Betawi itu menggelar batik merah cerah dengan gambar dua sejoli. ”Zaman dulu, anak-anak Betawi bilang pacaran itu demenan, he-he-he,” ujar Ernawati.

Ada pula motif seperti nglajo atau merantau dari kampung ke kampung mencari padi, nandur, musik betawi Tanjidor, demprak (permainan anak), kawasan Setu Babakan, dan ngangon kebo. Dan, tentu saja corak seperti ondel-ondel, pengantin betawi, Si Pitung, kembang kelapa, kue selendang mayang, dodol, hingga si garing kerak telor.

”Kami pilih corak khas yang menggambarkan Betawi dan Kota Jakarta. Desainer grafis menerjemahkan konsep kami ke dalam bentuk gambar untuk dibuat pola,” kata Ernawati. Corak juga diabadikan ke dalam bentuk cap besi. Puluhan cap batik Betawi terpajang di dinding bengkel kerja.

Pembuatan batik betawi serupa dengan batik lain. Corak dijiplak ke atas kain. Pembatik kemudian ”menembok” alias memagari gambar dengan lelehan lilin batik alias malam yang dialirkan melalui canting. Malam akan menghalangi zat pewarna masuk ke kain nantinya. Ada pula motif yang dibuat dengan cap walaupun pengisian detail biasanya dibantu canting.

Setelah itu, kain dicelupkan ke pewarna. Saat kain berwarna itu dicuci dengan air panas, malam akan luruh dan menyisakan corak. Jika menginginkan batik lebih dari dua warna, sebagian corak bakal dilapisi malam kembali dan diwarnai berbeda.

Ernawati memulai Seraci Batik Betawi sekitar tiga tahun lalu. Ketertarikan terhadap batik berawal ketika Ernawati menempuh pendidikan SMA dan kursus mode di Semarang, ikut tantenya yang menikah dengan pria asal Semarang. Di kota itu, Ernawati belajar membatik. Bahkan, ia pernah menjadi juara satu mencanting se-Semarang pada tahun 2007. Setelah selesai menuntaskan pendidikan, dia kembali ke Kampung Kebon. ”Terpikir membatik dengan motif khas Betawi, apalagi saya orang Betawi,” ujar Ernawati.

KOMPAS/INDIRA PERMANASARI Usaha batik betawi Terogong didirikan Siti Laela dan keluarganya setahun lalu. Batik Betawi menggunakan teknik serupa dengan batik lainnya yang menggambar menggunakan canting untuk mengalirkan lilin batik (malam) . Keunikan batik betawi pada motifnya yang menampilkan ikon-ikon khas betawi.
Dia lalu mengumpulkan tetangga untuk diajari membatik. Ernawati membuka usaha batiknya dengan modal Rp 50 juta. ”Sekarang omzetnya sebulan Rp 50 juta dan ada 11 orang bekerja di sini. Sudah balik modal, tetapi uangnya muter terus.”

Dalam sehari, Seraci memproduksi 20 lembar batik cap. Untuk batik tulis, pembuatannya memakan waktu lebih lama. Batik tulis empat warna, misalnya, butuh satu bulanan. Harga batik terentang dari Rp 120.000 hingga Rp 700.000 per helai.

Pemesan batik Seraci mulai dari pemerintah daerah, hotel, sekolah-sekolah, sampai berbagai tim delegasi yang ke luar negeri. ”Pemda Bekasi pesan 400 potong batik untuk seragam dinas tahun lalu. Instansi di Jakarta Utara, Pusat, dan Selatan juga pernah pesan,” ujarnya.

Tak ada macet

Batik betawi tak berhenti di Kampung Kebon Kelapa. Di bawah naungan Keluarga Batik Betawi, Ernawati menularkan jurus batik betawi.

Siti Laela (40) yang biasa dipanggil Mpok Laela dan tiga saudara perempuannya pun ikut terpikat membatik. Di rumah keluarga Laela yang terjepit di antara apartemen di kawasan Terogong, Jakarta Selatan, batik-batik betawi yang baru diwarnai berkibar-kibar di tali jemuran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com