"Namun pelaku-pelaku seni di tingkat bawah, baik para seniman maupun perajin seni yang menghasilkan berbagai jenis cendera mata yang dibeli oleh turis menikmati hasil yang sangat kecil," kata Dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr I Gusti Made Ngurah di Denpasar, Kamis (3/10/2013).
Pasalnya, menurut Made Ngurah, aktivitas seni budaya maupun hasil kerajinan yang ditekuni masyarakat bawah itu sangat dinikmati wisatawan, yang rela mengeluarkan uang cukup besar.
"Masalahnya wisatawan dalam menikmati pementasan seni maupun membeli berbagai jenis cendera mata itu melalui perantara yang justru mengambil keuntungan sangat besar tanpa mempedulikan pelaku-pelaku seni," ujar Made Ngurah.
Dia mencontohkan benda-benda seni yang dijual toko oleh-oleh maupun toko penjual cendera mata sangat mahal yang mampu memperoleh keuntungan berlipat ganda, sementara pekerja seni dibayar sangat murah.
"Kondisi yang dimikian memerlukan perhatian dan peran serta semua pihak, jika kondisi itu dibiarkan berlanjut, dikhawatirkan akan mengurangi mutu seni budaya Bali maupun semakin rendahnya mutu cenderamata," ujarnya.
Demikian pula pelaksanaan KTT APEC di Bali dapat dinikmati masyarakat sampai di kelas bawah, termasuk dalam memenuhi kebutuhan pangan selama delegasi berada di Bali mengutamakan hasil petani setempat.
"Dengan demikian masyarakat mampu memperoleh tingkat kesejahteraan sekaligus mutu seni dan budaya tetap dapat dipertahankan," kata Gusti Made Ngurah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.