Pemilik Rumah Makan Maduresse, Bambang Hermanto (40), menyebut Jembatan Suramadu dan wisata kuliner di Bangkalan telah menjadi ikon baru pariwisata Jawa Timur. ”Kalau orang datang berwisata ke Jawa Timur, daerah yang wajib dikunjungi itu ada dua, yaitu Malang dan Jembatan Suramadu,” ujar Bambang.
Bambang memasuki riuhnya persaingan berebut pelancong bebek di Bangkalan dengan menghadirkan sajian ”klasik” warung bebek asal Sampang, Bebek Songkem Pak Salim. Menu bebek yang satu ini berbeda dengan kebanyakan sajian bebek di Bangkalan karena bebek songkem diolah dengan dikukus.
Sajian bebek ala Sampang itu mulai diminati pasar, dan setiap hari Rumah Makan Maduresse menjual 150 ekor bebek. Entah dipicu penasaran atau alasan lain, sekitar 40 persen porsi yang dijual RM Maduresse dibungkus dan dibawa pulang pembelinya. ”Meski perlahan, jumlah pelanggan kami pun terus bertambah,” kata Bambang.
Pemain bisnis kuliner bebek yang lebih lama, seperti Rumah Makan Jembatan Suramadu yang berada di Jalan Raya Burneh, Bangkalan, pun meyakini bisnis kuliner bebek di Madura bakal terus tumbuh. Pengelola Rumah Makan Jembatan Suramadu, Indra Krisna Murti, menyebut menu bebek di restorannya kian diminati meskipun rumah makannya itu memiliki beragam menu.
”Sekarang ini jumlahnya mencapai 100 ekor per minggu, sedangkan tahun lalu sebanyak 75 ekor per minggu. Trennya, permintaan bebek terus bertambah,” kata Indra.
Sepertinya, bakal lebih banyak bebek-bebek dari berbagai kota di Jawa yang melintasi Jembatan Suramadu. Entah itu bebek yang berkesempatan menikmati pesiar 35 hari di desa-desa para peternak, atau bebek-bebek yang langsung menuju dapur-dapur para pebisnis kuliner bebek. Jembatan Suramadu memang mengubah banyak hal di Madura, juga Surabaya. (Aryo Wisanggeni dan Ingki Rinaldi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.