Memasuki kawasan Pasar Lama, nuansa keberadaan etnis Tionghoa sangat terasa. Mulai dari bangunan rumah penduduk yang masih mempertahankan bentuk aslinya, sampai pada makanan yang dijual di sepanjang jalan. Sebagai tempat bernaung etnis Tionghoa, di kawasan ini terdapat Kelenteng Boen Tek Bio juga Museum Benteng Heritage yang merupakan sumber sejarah etnis Tionghoa di Tangerang.
Kelenteng Boen Tek Bio
Kelenteng Boen Tek Bio di Pasar Lama dikenal sebagai kelenteng tertua di Tangerang yang diperkirakan sudah berumur 300 tahun. Kelenteng yang hanya mengalami renovasi sekali pada tahun 1844 ini, merupakan salah satu dari ketiga kelenteng besar yang berpengaruh serta berusia tua di Tangerang. Dua kelenteng tua lainnya adalah Boen San Bio dan Boen Hay Bio yang berusia hampir sama.
Memasuki kawasan kelenteng kami pun disambut dengan asap hio yang mengepul dari tempat peribadatan. Aromanya begitu khas. Saat itu, kelenteng memang dipenuhi warga Tionghoa yang sedang beribadah.
Di area belakang kelenteng Boen Tek Bio juga terdapat sebuah vihara yang bernama Vihara Padumuttara. Tempat peribadatan umat Buddha itu besar dan bersih. Anda bisa merasakan kesejukan ketika berada di dalam vihara.
Masjid Jami Kali Pasir
Tidak jauh dari Kelenteng Boen Tek Bio, terdapat tempat ibadah umat Islam yang juga merupakan bangunan tua, Masjid Jami Kali Pasir. Masjid dengan nuansa hijau putih tersebut sudah mengalami banyak perubahan dari kondisi awalnya. Hanya dua sisi bangunan yang masih utuh dipertahankan, yakni empat tiang di dalam masjid, dan kubah kecil bermotif China di atas masjid.
Museum Benteng Heritage
Masih di kawasan Pasar Lama, kami kembali melanjutkan perjalanan. Tujuan kami berikutnya adalah Museum Benteng Heritage. Museum pribadi milik Udaya Halim ini merupakan hasil restorasi dari sebuah bangunan tua berarsitektur tradisional Tionghoa yang diduga dibangun pada sekitar abad ke-17. Bangunan ini juga merupakan bangunan tertua di Tangerang dengan unsur Tionghoa yang amat kental.
Bangunan yang berada di tengah Pasar Lama ini, memiliki dua tingkat. Lantai satu museum dijadikan sebagai restoran, tempat gathering, penjualan suvenir, dan sebagainya. Sedangkan di lantai dualah baru kita bisa menemukan berbagai barang antik koleksi museum. Museum ini menyimpan berbagai barang yang berkaitan dengan sejarah etnis Tionghoa di Indonesia serta berbagai artefak yang menjadi saksi bisu masa lalu.
Museum Benteng Heritage pun menjadi saksi perjalanan panjang kami membuka masa lalu kota Tangerang dalam Jelajah Kota Tangerang bersama Komunitas LOH. Tidak lupa momen bersejarah di tempat bersejarah juga harus diabadikan. Setelah berfoto di museum kami pun kembali pulang ke tempat masing-masing. Benar-benar perjalanan yang mengesankan...