Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doni Parera, Bekal bagi Warga Komodo

Kompas.com - 10/10/2013, 10:05 WIB

Rintisan Doni terbilang ”kecil”. Namun, beberapa orang telah merasakan manfaatnya. Raisin (42), pelaku wisata dan warga Desa Komodo, mengatakan, dirinya terbantu dengan penguasaan teknik percakapan dasar bahasa Inggris. Setidaknya, dia mampu memberikan penjelasan sederhana terkait komodo atau aktivitas warga desanya.

Syahada (23), warga Desa Komodo yang sehari-hari mengoperasikan perahu penyeberangan rute Labuan Bajo-Pulau Komodo, juga pernah mengikuti kursus yang digelar Doni. Bekal dasar bahasa Inggris membuat dia lebih percaya diri berkomunikasi dengan turis asing yang diantarnya pergi-pulang TNK-Labuan Bajo.

Sejumlah tukang ojek juga mulai bisa berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris. Mereka tak hanya menyebut angka seperti ”five”, tetapi juga memperkenalkan diri dan memberikan penawaran yang jelas. Tarif sekali jalan dari bandara ke hotel di kawasan Jalan Pantai Pede, misalnya, mereka tawarkan Rp 10.000 atau 1 dollar AS.

Keramahan

Tak hanya soal bahasa, Doni mengajarkan cara melayani tamu dengan baik. Pengalamannya sebagai pegawai perusahaan penyedia jasa pariwisata di TNK menjadi bekal untuk melatih pedagang suvenir, pedagang kaki lima, tukang ojek, dan anak buah kapal dalam berinteraksi dengan pengunjung.

Doni menekankan bahwa keramahan merupakan bekal dasar pelaku wisata. Kepada para peserta didik, dia meminta untuk setidaknya memberi senyuman, bahkan ketika turis batal memakai jasa ojek atau penyeberangan sekalipun.

Di sela-sela kesibukannya, Doni bersama Lisa Dacosta (34), istrinya, memberikan perhatian pada risiko penularan HIV/AIDS yang dinilainya bertambah seiring dengan geliat pariwisata di tempat itu.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Aktivitas warga di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/6/2012). Desa terletak di Pulau Rinca yang bersinggungan langsung dengan habitat komodo. Reptil purba yang hanya berada di Flores ini tersebar di sejumlah pulau seperti Pulau Komodo, Rinca, dan Gilimotang.
Menurut dia, kesadaran warga akan penularan HIV/AIDS belum terbangun. Sementara sosialisasi dan fasilitas kesehatan pun relatif kurang. Tanpa ”pertahanan” yang baik, risiko tertular HIV/AIDS pun tinggi.

Di dalam tas punggungnya, Doni membawa beberapa bundel map yang mencatat mereka yang rentan tertular HIV/AIDS. Dia juga membawa segepok kondom bantuan dari lembaga peduli HIV/AIDS untuk dibagikan kepada pekerja seks komersial. Harapannya, risiko tertular HIV/AIDS bisa diminimalkan. (Mukhamad Kurniawan) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com