Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Terjun di Lombok, Tempat Mandinya Dewi Anjani

Kompas.com - 11/10/2013, 10:42 WIB
SEORANG rekan memberi nasihat. Kalau Anda mau awet muda, mandilah di air terjun Benang Setukel. Kalau rambut Anda tidak ingin rontok dan ubanan, mandilah di air terjun Benang Kelambu. Alasan sang teman, di air terjun itulah Dewi Anjani, Sang Ratu Penguasa Gunung Rinjani, mandi dan membasuh rambutnya yang ikal dan panjang sehingga nyaris menyentuh bumi.

Celoteh rekan itu umum terdengar sebagai trik untuk memasarkan dua lokasi air terjun di Dusun Pemotoh, Desa Aik Berik, Kecamatan Batu Keliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), atau sekitar 33 kilometer arah timur Kota Mataram, ibu kota NTB.

Untuk menuju ke sana, Anda bisa menempuh dengan sepeda motor atau mobil ke Desa Teratak. Dari desa ini, ambil arah kiri (utara). Sebagian jalan tengah dalam perbaikan menggunakan aspal hotmix. Meskipun ramai dikunjungi saat hari libur, obyek wisata ini tak bisa digunakan untuk menginap. Hal ini karena belum ada fasilitas dan akomodasi yang tersedia.

Benang Setukel terdiri atas dua air terjun yang berderet. Airnya yang meluncur dari ketinggian 30 meter terlihat bagaikan segumpal benang (setukel) yang jatuh ke kolam dangkal, terbentuk secara alami. Air seperti tumpah dari kawasan hutan lindung Gunung Rinjani yang ketinggiannya 3.726 meter di atas permukaan laut.

Air terjun Benang Kelambu terdiri atas dua kelompok. Di kelompok pertama terdapat dua air terjun dan di kelompok kedua terdapat empat air terjun. Lokasi air terjun ini berada sekitar 500 meter di atas air terjun Benang Setukel. Namun, uniknya, air terjun Benang Kelambu ini tak langsung jatuh ke bawah, tetapi mengalir melalui bebatuan yang berbentuk ceper dan tersusun, kemudian merambat melalui semak-semak belukar di dinding air terjun.

Saat air jatuh dari semak-semak belukar tersebut, percikannya membentuk bentangan tirai putih bagaikan benang kelambu. Oleh sebab itu, masyarakat menjulukinya sebagai air terjun Benang Kelambu. Air yang jatuh seperti ”dihalangi” bebatuan dan semak-semak belukar. Akibatnya, jika berada di bawah air terjun ini, Anda tak bakal dihantam seperti gulungan air jatuh, tetapi seperti diguyur air hujan.

Setibanya di areal parkir obyek wisata ini, Anda harus berjalan kaki 500 meter menuju lokasi. Perjalanan ke sana tak membahayakan. Sebab, di beberapa tempat, jalannya dilengkapi dengan tangga beton. Namun, bagi yang tak terbiasa berjalan menapak tangga, jalan menuju Benang Setukel pasti akan membuat Anda ngos-ngosan dan berkeringat.

Perlu diakui, jalan yang agak berat adalah saat menuju air terjun Benang Kelambu. Rutenya bisa melalui lokasi air terjun Benang Setukel dengan tanah terjal, berliku, dan melalui jalan setapak. Pengunjung harus berhati-hati karena bisa tergelincir jika tak hati-hati berjalan.

Salah satu pemandangan yang bisa dilihat saat berjalan menuju air terjun itu adalah pengunjung bisa melihat sebagian lahan yang digunakan untuk berkebun cokelat dan kopi.

Setelah berjalan sekitar 30 menit, Anda baru akan tiba di lokasi air terjun. Meskipun lelah, Anda akan disambut cericit unggas yang bersahutan di hutan, dan udara yang sejuk membuat rasa lelah itu hilang seketika. (Khaerul Anwar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com