Padahal, infrastruktur terbukti ampuh meningkatkan daya saing suatu daerah. Dalam skala lebih besar, mampu meningkatkan daya saing suatu negara.
Dalam perjalanan, Tim Ekspedisi Sabang-Merauke Kompas menyeberangi selat-selat penghubung kepulauan di Nusa Tenggara. Dari Pelabuhan Padang Bai di Pulau Bali ke Pelabuhan Lembar di Pulau Lombok perlu waktu 4 jam. Selanjutnya, dari Pelabuhan Kayangan di Pulau Lombok ke Pelabuhan Poto Tano di Pulau Sumbawa perlu waktu 2 jam untuk menyeberang menggunakan feri.
Dari Pelabuhan Sape di Pulau Sumbawa ke Labuan Bajo di Pulau Flores perlu waktu 7 jam untuk menyeberang. Waktu menyeberang itu belum termasuk waktu yang dibutuhkan untuk mengantre di lapangan parkir pelabuhan, masuk ke feri, atau saat keluar dari feri.
Antre? Ya, dengan keterbatasan jumlah feri dan dermaga, kita harus mengantre beberapa waktu sebelumnya. Jika tidak, bisa- bisa kendaraan tak terangkut. Dengan banyak dan beragamnya kendaraan yang akan menggunakan feri sebagai angkutan penyeberangan, petugas di pelabuhan harus mengatur dengan cukup cermat. Tujuannya, agar muatan feri optimal, tetapi tetap memperhatikan unsur keamanan.
Di sisi lain, bandara masih terbatas. Untuk bepergian dari Jakarta ke Maumere, misalnya, harus singgah lebih dulu di Denpasar, Bali. Lalu, berganti menggunakan pesawat yang lebih kecil ke Maumere.
Namun, segala macam keterbatasan itu justru menjadi modal bagi masyarakat Nusa Tenggara untuk bertahan dan berjuang. Mereka memanfaatkan kondisi alam dengan arif. Keuletan mereka berbaur dengan kehangatan, keramahan, dan senyuman. Keindahan yang terserak itu memikat hati siapa pun yang datang ke kepulauan Nusa Tenggara. (Dewi Indriastuti)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.