Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teruslah Bermimpi Orang Bunaken

Kompas.com - 12/10/2013, 09:34 WIB

Di samping itu, kata Sendoh, diupayakan suplai air bersih setiap pekan ke Bunaken. ”Masalah ini tengah dibahas, mudah-mudahan dapat direalisasi secepatnya,” katanya.

Tergusur

Identifikasi kemiskinan di Bunaken dapat dilihat dari angka penerima beras untuk masyarakat miskin. Kepala Kecamatan Bunaken Enol Takalamingan mengatakan, sebanyak 115 keluarga di Bunaken menerima jatah raskin dan 114 keluarga menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Jumlah keluarga di Kelurahan Bunaken 850 keluarga.

Dikatakan, ekonomi masyarakat Bunaken nyaris tak maju-maju meski jumlah cottage berjibun berdiri di pinggir pantai. Menurut Takalamingan, jumlah cottage yang mencapai 30 buah menyediakan hampir 200 kamar, seluruhnya milik orang luar.

Alexander Johanes Wowor, peneliti pariwisata Bunaken, mengatakan, penginapan milik rakyat yang mula-mula hadir dengan tarif sewa Rp 200.000 per malam ini tergusur dengan kehadiran orang luar.

Masyarakat Bunaken dijadikan pekerja di cottage dengan upah rendah, tak sampai Rp 1 juta per bulan. Persoalan menjadi runyam karena perahu-perahu milik warga yang dijadikan transportasi wisata sebagai ladang meningkatkan pendapatan kalah bersaing dengan perahu dari Manado dengan pemodal kuat.

Warga Bunaken semakin tergusur dengan kehadiran pedagang dan penyewa alat selam yang didominasi pendatang.

Warga Bunaken pun harus gigit jari karena pendapatan dari wisata Bunaken dikelola Badan Pengelola Taman Nasional Bunaken (BPTNB) yang didirikan Pemerintah Provinsi Sulut sejak tahun 2000 tak seluruhnya dikembalikan ke Bunaken.

Ketua BPTNB Sulawesi Utara Boy Toloh menyebut pendapatan wisata dari pungutan pin menyelam untuk turis tahun 2012 Rp 1,5 miliar harus dibagi ke pemerintah provinsi dan tiga daerah, yakni Minahasa Utara, Minahasa Selatan, dan Kota Manado. Setelah itu pendapatan juga dibagi untuk wilayah sekitar Pulau Bunaken, sisanya dipakai biaya operasional.

Untuk Kelurahan Bunaken, obyek wisata selam hanya menerima Rp 30 juta setiap tahun. Menurut Boy Toloh, BPTNB mengutip pin sekali menyelam Rp 150.000 untuk turis asing dan Rp 75.000 turis lokal.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Penginapan di Bunaken, Sulawesi Utara.
Kehidupan ekonomi dan minimnya infrastruktur di Bunaken membuat warga harus berjibaku hidup sehari-hari. Sebagian dari mereka memilih kembali jadi nelayan, yang lain berdagang pisang goreng dan menyediakan kopi serta teh panas yang dijual di pantai. Ada pula yang menjadi pemulung kemasan air mineral. Hasil itu jelas tak sebanding dengan kenaikan harga bahan pokok belakangan ini.

Namun, Yohana Bangselang (53), warga, bersyukur setelah listrik hadir 24 jam di Bunaken. Sejak Februari 2011, warga Bunaken dapat menikmati listrik sepanjang hari setelah PT PLN membangun PLTS di sana. ”Dulu listrik hanya 10 jam,” katanya.

Yohana mengatakan, listrik 24 jam di Bunaken merupakan ”mimpi” yang menjadi kenyataan. Kini, Yohana dan warga Bunaken bermimpi agar air bersih dan kesejahteraan segera hadir di tengah mereka. Teruslah bermimpi orang Bunaken. (ZAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com