Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengagumi Keindahan Bawah Laut Karimata

Kompas.com - 12/10/2013, 12:06 WIB
Kontributor Singkawang, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Kepulauan Karimata memiliki keindahan bawah laut yang belum banyak dikenal oleh para penyelam di Indonesia. Akses yang terbatas serta minimnya informasi mengenai potensi wisata bawah lautnya menjadi salah satu kendalanya.

Secara geografis, Kepulauan Karimata berada di selat perairan antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Tepatnya di Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Akses dari Pontianak bisa ditempuh dengan menggunakan kapal motor dari pelabuhan Seng Hie menuju Ketapang dengan waktu tempuh sekitar 14 jam. Dari Ketapang kemudian dilanjutkan lagi perjalanan menuju Kepulauan Karimata dengan waktu tempuh sekitar 7 jam dengan kapal nelayan.

Gugusan Kepulauan Karimata terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Karimata dan Pulau Serutu, serta tujuh pulau kecil, di antaranya Pulau Belian, Pulau Busung, Pulau Segunung, Pulau Genting, Pulau Serungganing, Pulau Bulu dan Pulau Kera.

istimewa/dok.Mapala Untan Salah satu jenis terumbu karang yang berada di perairan Karimata, Kalimantan Barat
Keindahan bawah laut Karimata dibuktikan oleh tim selam Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Tanjungpura (Mapala Untan) Pontianak saat menikmati kemolekan bawah laut Karimata. Hamparan terumbu karang yang indah nan eksotis memanjakan mata memandang. Tim penyelam pun dibuat berdecak kagum dengan keindahan bawah laut Karimata.

Bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) SKW 1 Ketapang, tim dari Mapala Untan melakukan pendataan terumbu karang di kawasan cagar alam laut Karimata. Pendataan dilakukan pada tanggal 23 September hingga 1 Oktober 2013 di beberapa titik penyelaman.

Selain eksotis, Kepulauan Karimata juga merupakan salah satu tempat yang cocok untuk penelitian bawah laut. Kepala Seksi BKSDA SKW 1 Ketapang, Junaidi memaparkan, kekayaan bawah laut yang berada di gugusan Kepulauan Karimata sangat baik untuk penelitian habitat laut yang bekenaan dengan ilmu kelautan.

BKSDA menyambut baik jika ada lembaga yang berniat melakukan penelitian di kawasan tersebut. “Kita siap bekerja sama dengan lembaga penelitian terutama di bidang kelautan, baik itu lembaga universitas ataupun lembaga penelitian lainnya, seperti yang dilakukan rekan dari Mapala Untan," kata Junaidi, Jumat (11/10/2013), melalui telepon.

Terkait kerusakan terumbu karang akibat penggunaan bom ikan, Junaidi membenarkan terjadinya kerusakan tersebut. Junaidi menjelaskan, bahwa ada beberapa titik yang memang mengalami kerusakan. Itu dilakukan oleh kapal nelayan asing yang mencari ikan diperairan Karimata beberapa tahun yang lalu.

istimewa/dok.Mapala Untan Salah satu jenis terumbu karang yang berada di perairan Karimata, Kalimantan Barat
Namun, sejak tahun 2010, lanjut Junaidi, masyarakat sekitar sudah melarang penggunaan bom ikan bagi warga lokal maupun nelayan dari luar. Beberapa terumbu karang yang rusak pun sudah mulai tumbuh kembali.

"Kalau yang skala kecil mungkin masih ada, tapi agak sulit dideteksi. Masyarakat sekitar juga sudah menyadari akan dampak dari bom ikan dan melarang penggunaannya di perairan Karimata," kata Junaidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com