Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prioritas di Daerah Batas

Kompas.com - 13/10/2013, 09:45 WIB
MOA, KOMPAS - Dari Pulau Liran, Tim Ekspedisi Sabang-Merauke: ”Kota dan Jejak Peradaban” Kompas berlabuh di Pantai Tiakur, Pulau Moa, Maluku, Sabtu (12/10/2013) pagi. Kami beruntung karena merapat di pantai persis di depan rumah Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah Maluku Barat Daya Ari Kilikily.

Saat kami melompat turun dari sekoci, Ari sedang bersama anggota DPRD Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dari Fraksi Partai Golkar, Geli Tumangken, yang berniat membeli ikan segar dari nelayan. Ari mengatakan, Kabupaten MBD memiliki 46 pulau—baru 16 pulau berpenghuni 79.000 jiwa—dan berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia.

Tantangan utama di kabupaten ini adalah komunikasi dan transportasi. Pulau Liran, Wetar, Kisar, Masela, dan Leti termasuk lokasi prioritas yang wajib dibangun karena sangat dekat dengan Timor Leste dan Australia.

”Pusat harus memberi perhatian khusus supaya warga di perbatasan dapat mandiri. Uang dollar AS dari Timor Leste beredar di Liran karena mereka berdagang dengan orang dari Dili,” kata Geli.

Geli lalu mengajak kami berkeliling Tiakur bersama Kepala Bagian Umum dan Protokol Pemerintah Kabupaten MBD Josua Philippus. Aktivitas pembangunan jalan dua jalur, kompleks perkantoran, dan perumahan dinas membuat Tiakur makin ramai.

Penina Mau Dae (47), warga, bercerita, dia membeli sayur di Moa Timur untuk dijual di pasar Tiakur di Moa Tengah. ”Kalau ada angkutan desa ongkosnya Rp 50.000 pp (pergi-pulang), tetapi kalau naik ojek sepeda motor bisa Rp 500.000 pp,” ujarnya.

Kapal perintis datang empat kali sebulan. Distribusi barang dari Ambon, Kupang, Makassar, Surabaya, dan Timor Leste juga lambat. Harga barang pun selangit. Harga bensin mencapai
Rp 15.000 per liter dan cabai rawit Rp 150.000 per kilogram.

Tur singkat kami di Tiakur diakhiri dengan mampir ke rumah Geli, menikmati jeruk manis dari Kisar yang dihidangkan oleh istrinya. (mhf/ham/otw)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com