Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2013, 07:46 WIB
SANUR, KOMPAS.com - Menikmati masakan khas Bali akan terasa lebih nikmat sambil berwisata ataupun berlibur. Sebuah warung nasi, berada tak jauh dari kawasan wisata Sanur menyuguhkan olahan kedelai hitam atau kacang undis.

Warung ini menyuguhkan semangkok jukut undis (sayur kedelai hitam) sebagai menu andalannya yang disajikan dengan nasi campur. Kendati baru berdiri sejak 2010, Warung Jukut Undis yang berlokasi di Jalan Hangtuah, Sanur, Bali, selalu ramai pembeli.

Warung Jukut Undis ini sangat mudah ditemui. Kalau Anda dari kawasan Bali Beach, Sanur menuju pusat kota, tak jauh menyusuri jalan akan nampak di bagian kiri sebuah poster lebar yang di dalamnya terpampang sang pemilik warung sedang berpose dengan pemandu acara kuliner, Bondan Winarno.

Sementara di depannya sebuah patung Ganesha kecil sedang duduk, berhiaskan bunga seakan menyapa pengunjung dengan gemericik air.

Warung jukut undis merupakan menu olahan yang disuguhkan dan diracik oleh perempuan Bali, Made Sukeneli. Sejak awal ia memang berusaha mengangkat undis sebagai ikon masakan khas lokal.

EKA JUNI ARTAWAN Jukut Undis.
Selain undis, ada berbagai lauk yang bebas dipilih dalam rak kaca yang dipajang paling depan. Semua olahan pilihan tertata apik berasal dari daging ayam yang dikemas beragam, mulai dari ayam goreng, ayam sisit, abon, kulit, usus dan urab panggang.

"Kami memiliki khas dari berbagai olahan ayam, selain jukut undis dan sambal bongkot. Pembeli yang pernah ke sini pasti tahu cita rasa kami," ungkap Sukeneli, penjual sekaligus pemilik warung.

Pembeli bisa memilih aneka lauk yang disediakan mulai dari harga Rp 15.000 per porsinya. Tempat yang sempit tidak mengurangi kenyamanan pengunjung menyantap nasi campur plus jukut undis di kawasan wisata ini.

Ranting pohon Kamboja yang menjulur di atas atap warung memberi kesejukan tatkala matahari memancarkan sinar teriknya di siang hari. Warung jukut undis berlokasi persis di Jalan Hangtuah yang selalu ramai dilalui kendaraan. Jalan yang lebar akan cukup lumayan memberi ruang bagi pengendara mobil yang hendak menepi untuk bersantap langsung.

Petani

Sukeneli sangat tekun mengelola warung jukut undis yang dirintisnya tiga tahun lalu.  Di atas lahan kontrakan, Sukeneli dan anak perempuannya membantu merintis warung mungilnya sampai memiliki cabang di kota lain.

EKA JUNI ARTAWAN Made Sukeneli, pemilik warung jukut undis di Sanur, Bali.
Berkat keuletan menyuguhkan kacang undis di mata pecinta kuliner, secara langsung dia telah membantu petani lokal di kampungnya untuk bisa menyalurkan hasil tani ke wilayah kota sebagai pusat perekonomian.

Per hari, Sukeneli menyiapkan minimal 25 kilogram kacang undis yang didatangkan langsung dari Kabupaten Singaraja. Untuk wilayah perkotaan, kacang jenis ini agak susah didapat. Hal inilah yang membuat Sukeneli menjalin hubungan baik dengan petani lokal guna memperoleh undis secara langsung dan tentunya masih dalam keadaan segar.

"Setiap petani panen selalu mereka menghubungi kami kemudian mereka membawa kacang undis langsung dari kebun," kata Sukeneli. (Eka Juni Artawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

Travel Update
10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

Travel Update
15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

Jalan Jalan
Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Travel Update
Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Travel Tips
Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Hotel Story
Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Travel Update
Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Travel Update
6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

Jalan Jalan
Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Travel Update
Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Travel Update
Erupsi Merapi 8 Desember 2023, Wisata Lava Tour di Yogyakarta Tidak Terdampak

Erupsi Merapi 8 Desember 2023, Wisata Lava Tour di Yogyakarta Tidak Terdampak

Travel Update
3 Aktivitas di Swarnabhumi Harau, Nginap di Kabin Berlatar Tebing Tinggi

3 Aktivitas di Swarnabhumi Harau, Nginap di Kabin Berlatar Tebing Tinggi

Travel Update
5 Tips Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Datang Saat Cerah

5 Tips Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Datang Saat Cerah

Travel Tips
Jelang Nataru 2024, Tiket Kereta Api Terjual 33 Persen dari 2,6 Juta Tiket

Jelang Nataru 2024, Tiket Kereta Api Terjual 33 Persen dari 2,6 Juta Tiket

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com