Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Cecapan" Malam di Sapporo

Kompas.com - 21/10/2013, 17:24 WIB
SEPERTINYA kota-kota besar di Jepang tak pernah istirahat, selalu hidup 24 jam. Kami mengira hanya Tokyo yang tidak kenal lelah melayani warganya. Ternyata tidak. Kota Sapporo di Pulau Hokkaido, utara Jepang, juga tetap marak pada tengah malam.

Malam itu, sebagian pekerja kantoran tidak langsung pulang ke rumah. Mereka masih mengenakan setelan jas menyusuri jalanan kota. Mereka bergabung dengan rekan-rekannya di bar tepi jalan utama di kawasan Susukino. Sepertinya ada pesta kecil di bar itu yang dihadiri para pekerja kerah putih.

Tidak jauh dari sana, dua orang tua duduk di kursi taman sambil memegang sebotol minuman. Bercengkerama di tengah lalu lalang kesibukan pejalan kaki di jalur pedestrian yang nyaman. Inilah sepenggal wajah Sapporo, ibu kota Prefektur Hokkaido. Kota ini menyediakan kehidupan malam bagi siapa pun yang berkunjung ke sana.

Suhu di Sapporo 15-18 derajat celsius, Sabtu (12/10) malam itu. Cukup dingin untuk ukuran orang Indonesia. Dinginnya udara kota itu mengingatkan pada suasana Berastagi, Sumatera Utara, pada malam hari. Pelancong Indonesia Wisnu (40) tidak sabar mencari kehangatan. ”Udaranya enak sekali. Bisa mencari yang hangat-hangat malam ini,” kata Wisnu, yang pertama kali datang ke Sapporo.

Terkenal

Sementara pemandu perjalanan Isma Rosyida menawarkan sajian seafood yang ada di Restoran Noano Hakobune. Restoran berlantai tiga ini berada di ujung jalan di kawasan Susukino. Dari depan, restoran ini seperti bangunan tua tanpa penghuni. Namun, setelah masuk, ternyata sudah banyak orang. Beruntung kami masih mendapat tempat duduk.

Begitu duduk, kami merasakan kehangatan dari pinggan pemanggangan yang ada di atas meja. Namun, Anda tidak perlu repot, koki restoran sudah siap memasakkan menu yang dipesan.

Seafood Sapporo, kata Isma, berbeda dengan seafood di tempat lain. Selain segar, rasanya juga lebih lezat daripada seafood di tempat lain. ”Seafood Sapporo terkenal di penjuru dunia. Penggemar makanan laut tahu kenikmatan masakan di sini.”

Kami pun memulai dengan mencicipi makanan pembuka berupa sayuran. Selanjutnya menu kerang panggang, salmon, kepiting, dan olahan laut lain. Paling tidak ada enam macam sajian seafood yang kami nikmati. Kurang lengkap rasanya jika tidak menikmati menu penutup, yakni es krim cokelat.

Namun, dari semua hidangan yang dicicipi, ada satu hidangan yang paling eksotik, yakni kerang laut. Kerang ini dipanggang di tempurungnya dengan olahan bumbu khas Sapporo. Sulit menggambarkan kelezatannya. Harga untuk sajian ini tentu, hhhmmmm... selezat rasanya.

Domba Ghengis Khan

Kehangatan kuliner malam Sapporo juga bisa dinikmati di Kirin Beer Garden di kawasan Chuo-ku. Tidak berbeda dengan restoran lain di Sapporo, tempat makan ini dipenuhi pengunjung pada malam hari. Hampir semua kursi di bangunan yang berbentuk seperti kubah itu terisi penuh.

Sajian yang terkenal di tempat makan ini adalah masakan Ghengis Khan. Anda mengira nama tersebut mirip dengan penguasa Mongolia? Anda tidak salah. Nama masakan daging domba yang dipanggang dalam logam cembung itu mengacu pada Ghengis Khan, penguasa Mongolia.

Dahulu kala, seperti diceritakan pemandu perjalanan, domba di Jepang banyak dipelihara tentara Mongolia. Karena itu, masakan dari kambing di kawasan Sapporo ini dinamai Ghengis Khan. Domba yang tersaji di atas meja itu diiris tipis-tipis.

Tampilannya segar dan menggoda lidah. Bedanya, jika di Restoran Noano Hakobune konsumen tinggal menunggu masakan tersaji di atas meja, di Kirin Beer Garden pencicip makanan harus memasak sendiri. Mereka bisa memadukan sendiri cita rasa daging domba segar itu dengan bumbu kecap yang sudah tersedia di atas meja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com